Pemimpin Hamas Ismael Haniyeh tewas dibunuh di Iran. Foto: Anadolu
Pemimpin Hamas Ismael Haniyeh tewas dibunuh di Iran. Foto: Anadolu

Bagi OKI, Israel Bertanggung Jawab Atas Kematian Ismail Haniyeh

Marcheilla Ariesta • 08 Agustus 2024 10:47
Jeddah: Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menganggap Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh minggu lalu. Kelompok negara Islam ini menyebutnya sebagai pelanggaran akan hukum internasional yang terlau mencolok.
 
“Israel melakukan kejahatan agresi, pelanggaran hukum internasional yang mencolok, dan pelanggaran serius terhadap kedaulatan Iran,” kata OKI, dilansir dari Bernama, Kamis, 8 Agustus 2024.
 
Pertemuan tersebut, yang dipicu oleh tuduhan dari Teheran bahwa Israel telah membunuh Haniyeh, yang juga memimpin biro politik Hamas, diakhiri dengan kecaman keras atas tindakan Israel.

Pernyataan akhir, yang dikeluarkan dari kota Jeddah di Arab Saudi, menyesalkan apa yang disebutnya sebagai "kejahatan perang dan genosida" yang dilakukan oleh Israel di Gaza dan Tepi Barat, termasuk Yerusalem. 
 
OKI menekankan bahwa pembunuhan Haniyeh selama ia tinggal di Teheran merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional, Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan serangan terhadap "integritas teritorial dan keamanan nasional" Iran. 
 
Mereka juga mendesak Dewan Keamanan PBB (DK PBB) untuk memberlakukan gencatan senjata segera dan menyeluruh terhadap agresi Israel.
 
"DK PBB harus memastikan akses yang memadai dan berkelanjutan terhadap bantuan kemanusiaan di seluruh Jalur Gaza,” tegas OKI.
 
Di tengah perkembangan ini, ada kekhawatiran tentang potensi eskalasi, khususnya sebagai tanggapan atas pembunuhan pemimpin Hizbullah Fuad Shukr di Beirut dan kemungkinan tindakan balasan dari Iran setelah pembunuhan Haniyeh. 
 
Eskalasi ini terjadi di tengah serangan Israel yang menghancurkan di Jalur Gaza sejak serangan Hamas Oktober lalu meskipun ada resolusi DK PBB yang menuntut gencatan senjata segera. 
 
Hampir 40.000 warga Palestina telah terbunuh sejak saat itu, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Dan lebih dari 91.000 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat. 
 
Lebih dari 10 bulan dalam perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan