Gubernur Nangarhar Zaiulhaq Amarkhil meyakini penembakan ini terkait dengan sengketa lahan.
Kedelapan korban tewas meliputi lima kakak beradik dan tiga saudara sepupu mereka.
"Insiden ini masih diselidiki, namun informasi awal menunjukkan bahwa sengketa lahan mungkin menjadi penyebabnya," kata Amarkhil kepada kantor berita AFP.
Fareed Khan, juru bicara Kepolisian Nangarhar, mengonfirmasi terjadinya serangan di sebuah masjid di Jalalabad. Namun ia belum bersedia berkomentar mengenai motif di balik penembakan.
Afghanistan, seperti negara mayoritas Muslim lainnya, sedang menjalani bulan suci Ramadan. Usai berbuka puasa, Muslim di Afghanistan dan negara-negara lainnya biasa menunaikan ibadah salat tarawih di masjid.
Awal Maret lalu, tiga perempuan pekerja media tewas ditembak di Jalalabad. Kelompok militan Islamic State (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas penembakan tersebut.
Ketiga wanita, yang bekerja untuk televisi lokal Enikas TV, diketahui berusia antara 18- 20 tahun. Menurut pejabat Afghanistan, ketiganya ditembak ketika dalam perjalanan pulang kerja.
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengutuk serangan itu. Awalnya, otoritas Afghanistan menuduh kelompok Taliban berada di balik serangan tersebut.
Baca: ISIS Klaim Dalangi Penembakan 3 Wanita Pekerja Media di Afghanistan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News