“Setelah membunuh lebih dari 15.000 warga Palestina, para vampir Zionis memulai babak baru pembunuhan di bawah dukungan terus-menerus dari pemerintah Amerika,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani dalam sebuah postingan di X, yang sebelumnya bernama Twitter, seperti dikutip AFP.
Baca: Melonjak Tajam, Jumlah Korban Tewas Serangan Baru Israel di Gaza Jadi 29 Orang. |
Pertempuran mematikan dimulai kembali di Gaza pada Jumat segera setelah berakhirnya gencatan senjata tujuh hari antara Israel dan militan Hamas yang didukung Iran.
“Tanggung jawab politik dan hukum atas kelanjutan agresi dan pembantaian” berada di tangan Israel, Amerika Serikat dan beberapa negara yang mendukung rezim apartheid ini,” tegas Kanani.
Sebelumnya pada Kamis, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, yang bertemu dengan pejabat Israel dan Palestina, menyerukan agar jeda permusuhan diperpanjang. Dia memperingatkan dimulainya kembali pertempuran harus melindungi warga sipil Palestina.
Para pemimpin dunia lainnya, dan kelompok bantuan, juga meminta jeda yang lebih lama.
“Bangsa-bangsa dan sebagian besar pemerintahan di dunia menyerukan kelanjutan gencatan senjata dan penghentian total serangan rezim Zionis terhadap Gaza dan Tepi Barat,” kata Kanani.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pertempuran kembali terjadi setelah Hamas "melanggar" gencatan senjata, ketika tentara Israel melaporkan intersepsi roket yang ditembakkan dari Gaza sekitar satu jam sebelum jeda berakhir.
Gencatan senjata tersebut telah menghentikan pertempuran yang dimulai pada 7 Oktober ketika militan Hamas menyerbu perbatasan militer Gaza ke Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera sekitar 240 orang.
Sebagai pembalasan, Israel bersumpah untuk menghancurkan Hamas dengan melancarkan serangan udara dan kampanye militer darat di wilayah Palestina, di mana kementerian kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan hampir 15.000 orang, sebagian besar warga sipil, terbunuh sebelum gencatan senjata.
Iran, yang menyebut kampanye militer Israel di Gaza sebagai genosida, membantah terlibat langsung dalam serangan Hamas terhadap Israel.
Selama gencatan senjata, yang dimediasi oleh Qatar dengan dukungan Mesir dan Amerika, 80 sandera Israel dibebaskan dengan imbalan 240 tahanan Palestina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News