Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian "mengkritik keras pendekatan emosional parlemen Eropa dan menyebut langkah itu tidak pantas dan tidak benar" dalam panggilan telepon dengan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell.
"Sayangnya, kami menyaksikan dikeluarkannya draf resolusi yang emosional, keras dan tidak profesional oleh parlemen Eropa, yang bertentangan dengan rasionalitas dan kesopanan politik," kata Menteri Abdollahian, seperti dikutip AFP, Jumat 20 Januari 2023.
Pernyataannya datang sehari setelah anggota parlemen memberikan suara dalam amandemen laporan kebijakan luar negeri tahunan untuk mendesak Uni Eropa untuk memasukkan IRGC ke dalam daftar hitam, cabang ideologis angkatan bersenjata Iran.
Pemungutan suara itu tidak mengikat, tetapi para menteri luar negeri Uni Eropa akan membahas sanksi pengetatan terhadap Teheran pada pertemuan di Brussel minggu depan.
Amir-Abdollahian memperingatkan Eropa untuk "memikirkan konsekuensi negatif dari perilaku emosional ini".
“Di dunia diplomasi perlu saling menghormati keamanan dan meningkatkan rasa saling percaya, bukan bahasa ancaman dan tindakan tidak bersahabat,” katanya.
Parlemen Eropa mengutip "aktivitas teroris, penindasan pengunjuk rasa, dan pasokan drone ke Rusia" IRGC dalam panggilan daftar hitamnya.
Ukraina dan sekutu Baratnya menuduh Iran mengirimkan drone tempur ke Rusia untuk digunakan dalam perang melawan Ukraina yang diluncurkan Februari lalu, tuduhan yang dibantah Teheran.
Iran telah diguncang oleh protes selama lebih dari empat bulan yang dipicu oleh kematian 16 September dalam tahanan Mahsa Amini yang berusia 22 tahun, menyusul penangkapannya oleh polisi moralitas karena dugaan pelanggaran kode berpakaian republik Islam untuk wanita.
Pihak berwenang mengatakan ratusan orang, termasuk anggota pasukan keamanan, tewas dan ribuan ditangkap selama "kerusuhan".
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News