Kabar ini muncul setelah perwakilan Israel bernama Sharon Bar-li dikeluarkan dari KTT Uni Afrika di Ethiopia pada Sabtu kemarin. Bar-li disebut tidak boleh masuk karena undangan hanya ditujukan kepada Duta Besar Israel untuk Uni Afrika, Aleli Admasu.
Video yang beredar di media sosial menunjukkan petugas mengawal Bar-li keluar dari aula pertemuan KTT Uni Afrika di ibu kota Ethiopia, Addis Ababa.
"Status (Israel) ditangguhkan sampai waktu komite ini dapat berdeliberasi lagi. Jadi, kami tidak mengundang pejabat Israel ke pertemuan puncak kami," kata ketua Komisi Uni Afrika Moussa Faki Mahamat kepada wartawan pada Minggu, 19 Februari, seraya menambahkan bahwa penyelidikan sedang dilakukan atas insiden 'pengusiran' satu hari sebelumnya.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan bahwa Bar-li adalah "pengamat terakreditasi dengan kartu tanda masuk." Tel Aviv pun menuduh Uni Afrika sudah disandera "sejumlah kecil negara ekstremis seperti Aljazair dan Afrika Selatan" sehingga mengecualikan Israel.
Dikutip dari Al Jazeera, Senin, 20 Februari 2023, insiden tersebut menyoroti pertengkaran di Uni Afrika atas keputusan sepihak di tahun 2021 yang memberikan status pengamat kepada Israel. Langkah tersebut memicu protes dari beberapa negara anggota.
Israel memperoleh status pengamat setelah negara tersebut melakukan upaya diplomatik selama dua dekade. Israel sebelumnya memegang peran di Organisasi Persatuan Afrika (OAU). Tapi Israel gagal mendapatkannya kembali setelah OAU dibubarkan pada 2002 dan digantikan Uni Afrika.
Kemenlu Israel mengatakan pada saat itu bahwa status baru dapat memungkinkan Israel dan Uni Afrika menjalin kerja sama yang lebih kuat dalam berbagai aspek, termasuk perang melawan virus korona dan pencegahan "penyebaran terorisme ekstremis" di benua Afrika.
Baca juga: Diplomat Israel Diusir dari KTT Uni Afrika, Apa Penyebabnya?
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News