Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi. (AFP)
Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi. (AFP)

Mesir Usulkan Gencatan Senjata 2 Hari di Gaza untuk Pertukaran Sandera Israel

Marcheilla Ariesta • 28 Oktober 2024 07:56

Kairo: Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi mengusulkan gencatan senjata selama dua hari di Gaza. Gencatan senjata ini untuk memfasilitasi pertukaran empat sandera Israel dan sejumlah tahanan Palestina.

 

“Kami mengusulkan gencatan senjata di Jalur Gaza selama dua hari untuk menukar empat sandera (Israel) dengan sejumlah tahanan (Palestina), dan kemudian negosiasi akan dilakukan selama sepuluh hari untuk mengubah gencatan senjata menjadi gencatan senjata permanen,” kata Al-Sisi dalam konferensi pers bersama dengan Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune di Kairo, dilansir dari Shafaq News, Senin, 28 Oktober 2024.

 

Pemimpin Mesir itu menegaskan kembali penentangan Kairo terhadap pemindahan paksa warga Palestina dari Gaza,. 

 

“Ini tidak melayani kepentingan Palestina. Kami secara aktif berupaya mencapai gencatan senjata mengingat kerusakan yang meluas di Jalur Gaza,” lanjut Al-Sisi.

 

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyambut baik kesiapan Mesir untuk memfasilitasi kesepakatan pembebasan sandera di Gaza.

 

Pada Kamis lalu, seorang perwakilan Hamas memberi tahu AFP bahwa gerakan itu ‘siap’ untuk gencatan senjata, dengan syarat Israel berkomitmen untuk gencatan senjata.

 

“Hamas siap menarik diri dari Jalur Gaza, memulangkan para pengungsi, kesepakatan pertukaran tahanan yang serius, dan masuknya bantuan,” ujar perwakilan Hamas itu.

 

Setelah kegagalan negosiasi sebelumnya, Israel telah mengintensifkan tindakan militernya, tidak hanya di Gaza tetapi juga terhadap posisi Hizbullah di Lebanon. Baru-baru ini, Israel menargetkan pemimpin Hamas Yahya Sinwar.

 

Diperkirakan Hamas saat ini menyandera sekitar 100 orang di Gaza, dengan hampir setengahnya diyakini masih hidup, menurut intelijen Israel.

 

Otoritas Pertahanan Sipil Gaza mengumumkan bahwa lebih dari 400 warga Palestina tewas di Gaza utara selama dua minggu terakhir, saat militer Israel meningkatkan kampanyenya yang menargetkan wilayah yang terkepung.

 

Pada 7 Oktober 2023, Israel melancarkan serangan besar terhadap Gaza sebagai tanggapan atas operasi Hamas, yang diikuti dengan tindakan intensif Israel terhadap warga Palestina. Sejak itu, setidaknya 42.924 orang telah tewas di Gaza, termasuk lebih dari 17.029 anak-anak, dan lebih dari 100.833 orang terluka, dan 10.000 orang hilang.

 

Baca juga: Delegasi Mesir Temui Wakil Hamas, Bahas Kembali Negosiasi Gencatan Senjata Gaza


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan