Senin lalu, Juan Carlos mengumumkan bahwa dirinya akan meninggalkan Spanyol. Ia membantah terlibat kasus korupsi, namun mengatakan dirinya siap hadir jika pihak kejaksaan Spanyol hendak mewawancarainya.
Kepergian Juan Carlos memicu perdebatan di Spanyol mengenai monarki. Pengumuman sang mantan raja juga memicu spekulasi mengenai negara atau destinasi apa yang dipilihnya.
Media lokal melaporkan, Juan Carlos sempat pergi ke Republik Dominika di Karibia atau ke negara tetangga Spanyol, Portugal.
Namun belakangan muncul sejumlah laporan baru bahwa Juan Carlos berada di sebuah hotel bintang lima, Emirates Palace, di Abu Dhabi. Ia dikabarkan menjalin relasi dekat dengan Putra Mahkota Abu Dhabi, Pangeran Mohammed bin Zayed al-Nahyan.
Sejauh ini, lokasi resmi Juan Carlos masih belum dapat dikonfirmasi. Kerajaan dan Pemerintah Spanyol juga belum bersedia berkomentar lebih jauh.
Juan Carlos turun takhta pada 2014 usai berkuasa hampir 40 tahun di Spanyol. Ia menyerahkan takhtanya kepada sang anak, Felipe.
Keputusan turun takhta diambil usai adanya dugaan korupsi yang melibatkan suami dari anak perempuannya. Selain dugaan korupsi, Juan Carlos juga dikritik atas perjalanan berburu gajah saat Spanyol sedang dilanda krisis finansial.
Selain itu, Juan Carlos juga diduga terlibat dalam sebuah kontrak kereta cepat di Arab Saudi pada Juni lalu. Imunitas hukum Juan Carlos telah otomatis hilang begitu dirinya turun takhta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
