Kementerian Dalam Negeri Afghanistan belum dapat memastikan apakah ledakan ini merupakan sebuah kecelakaan atau sabotase.
Ledakan terjadi di hari yang sama saat Amerika Serikat dan NATO memulai fase akhir penarikan pasukan dari Afghanistan. Proses penarikan pasukan berlangsung secara berkala, dan dijadwalkan berakhir pada 11 September mendatang.
Kelompok militan Taliban mengecam penundaan penarikan ini, dan mengancam akan melakukan serangan sebagai balasannya.
Baca: Tenggat Waktu Terlewati, Taliban Ancam Serang Pasukan Asing
Dilansir dari laman Irish Examiner pada Minggu, 2 Mei 2021, juru bicara Kemendagri Afghanistan Tariq Arian mengatakan bahwa ledakan terjadi saat percikan api memicu kebakaran di sebuah truk BBM.
Beberapa truk BBM di dekatnya ikut terbakar dan meledak, memicu kobaran api dahsyat dan kepulan asap hitam pekat. Dahsyatnya ledakan berdampak pada beberapa rumah dan sebuah SPBU.
Tidak hanya itu, jaringan kelistrikan di sebagian besar Kabul ikut padam akibat terkena imbas ledakan.
Merespons ledakan ini, sejumlah sopir truk BBM memblokade jalan menuju lokasi kejadian. Mereka meminta agar Pemerintah Afghanistan memberikan kompensasi atas rentetan ledakan di Kabul.
Semua korban tewas dan luka telah dievakuasi ke rumah sakit. Menurut pengakuan seorang sopir truk dalam laporan media lokal, ledakan di Kabul kemungkinan berasal dari bom rakitan atau IED.
Hingga saat ini otoritas Afghanistan belum berkomentar mengenai spekulasi tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News