Mogadishu: Serangan militer Amerika Serikat (AS) di Somalia yang diperintahkan oleh Presiden Joe Biden menewaskan seorang pemimpin regional utama kelompok Islamic State (ISIS), Bilal al-Sudani. Kabar itu dipastikan oleh pejabat AS Kamis 26 Januari 2023.
Sudani tewas dalam tembak-menembak setelah pasukan AS turun ke kompleks gua pegunungan di Somalia utara berharap untuk menangkapnya, menurut pejabat AS.
Sekitar 10 rekan ISIS Sudan di tempat kejadian tewas, tetapi tidak ada korban dari pihak Amerika, kata para pejabat.
"Pada 25 Januari, atas perintah presiden, militer AS melakukan operasi penyerangan di Somalia utara yang mengakibatkan kematian sejumlah anggota ISIS, termasuk Bilal al-Sudani," kata Menteri Pertahanan Lloyd Austin dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP, Jumat 27 Januari 2023.
"Al-Sudani bertanggung jawab untuk mendorong pertumbuhan kehadiran ISIS di Afrika dan mendanai operasi kelompok itu di seluruh dunia, termasuk di Afghanistan," tegas Austin.
Sementara kata seorang pejabat AS, dari pangkalan pegunungannya di Somalia utara, Al-Sudani menyediakan dan mengoordinasikan pendanaan untuk cabang-cabang ISIS, tidak hanya di Afrika tetapi juga ISIS Khorasan, cabang yang beroperasi di Afghanistan.
Sepuluh tahun lalu, sebelum bergabung dengan ISIS, Sudani terlibat dalam perekrutan dan pelatihan pejuang untuk gerakan ekstremis al-Shabaab di Somalia.
"Sudani memiliki peran operasional dan keuangan utama dengan keterampilan khusus yang menjadikannya target penting untuk tindakan kontraterorisme AS," tegas pejabat itu.
Sudani tewas dalam tembak-menembak setelah pasukan AS turun ke kompleks gua pegunungan di Somalia utara berharap untuk menangkapnya, menurut pejabat AS.
Sekitar 10 rekan ISIS Sudan di tempat kejadian tewas, tetapi tidak ada korban dari pihak Amerika, kata para pejabat.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Pada 25 Januari, atas perintah presiden, militer AS melakukan operasi penyerangan di Somalia utara yang mengakibatkan kematian sejumlah anggota ISIS, termasuk Bilal al-Sudani," kata Menteri Pertahanan Lloyd Austin dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP, Jumat 27 Januari 2023.
"Al-Sudani bertanggung jawab untuk mendorong pertumbuhan kehadiran ISIS di Afrika dan mendanai operasi kelompok itu di seluruh dunia, termasuk di Afghanistan," tegas Austin.
Sementara kata seorang pejabat AS, dari pangkalan pegunungannya di Somalia utara, Al-Sudani menyediakan dan mengoordinasikan pendanaan untuk cabang-cabang ISIS, tidak hanya di Afrika tetapi juga ISIS Khorasan, cabang yang beroperasi di Afghanistan.
Sepuluh tahun lalu, sebelum bergabung dengan ISIS, Sudani terlibat dalam perekrutan dan pelatihan pejuang untuk gerakan ekstremis al-Shabaab di Somalia.
"Sudani memiliki peran operasional dan keuangan utama dengan keterampilan khusus yang menjadikannya target penting untuk tindakan kontraterorisme AS," tegas pejabat itu.
Perencanaan matang
Operasi telah dipersiapkan selama beberapa bulan, dengan pasukan AS berlatih di sebuah situs yang dibangun untuk meniru medan tempat persembunyian Sudani.
“Biden mengizinkan serangan awal pekan ini setelah berkonsultasi dengan pejabat tinggi pertahanan, intelijen, dan keamanan” ujar pejabat itu.
"Operasi penangkapan yang dimaksudkan pada akhirnya ditentukan sebagai pilihan terbaik untuk memaksimalkan nilai intelijen operasi dan meningkatkan ketepatannya di medan yang menantang," kata pejabat Pemerintah AS lainnya.
“Namun, tanggapan pasukan musuh terhadap operasi itu mengakibatkan kematiannya,” sebut pejabat itu.
Satu-satunya cedera pada seorang Amerika dalam serangan itu adalah seorang prajurit digigit anjing dinas militer AS.
"Operasi ini dan yang lainnya, Presiden Biden telah memperjelas bahwa kami berkomitmen untuk menemukan dan menghilangkan ancaman teroris terhadap Amerika Serikat dan rakyat Amerika, di mana pun mereka bersembunyi, tidak peduli seberapa jauhnya," kata pejabat itu.
Pasukan AS telah lama beroperasi di Somalia dalam koordinasi dengan dan atas nama pemerintah, sebagian besar melakukan serangan udara reguler untuk mendukung pasukan resmi memerangi pemberontak Al-Shabaab.
Beberapa di antaranya diyakini dilakukan dari pangkalan AS di Djibouti utara Somalia.
Serangan udara AS di Somalia melonjak hingga puluhan dalam setahun selama 2017-2020, tetapi juga termasuk dua hingga empat operasi darat setiap tahun.
Sejak Biden menjadi presiden pada tahun 2021, serangan udara telah menurun, menjadi hanya 16 pada tahun 2022, dan tidak ada serangan darat yang tercatat, menurut data yang dikumpulkan oleh New America, sebuah think tank keamanan nasional.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id.
“Biden mengizinkan serangan awal pekan ini setelah berkonsultasi dengan pejabat tinggi pertahanan, intelijen, dan keamanan” ujar pejabat itu.
"Operasi penangkapan yang dimaksudkan pada akhirnya ditentukan sebagai pilihan terbaik untuk memaksimalkan nilai intelijen operasi dan meningkatkan ketepatannya di medan yang menantang," kata pejabat Pemerintah AS lainnya.
“Namun, tanggapan pasukan musuh terhadap operasi itu mengakibatkan kematiannya,” sebut pejabat itu.
Satu-satunya cedera pada seorang Amerika dalam serangan itu adalah seorang prajurit digigit anjing dinas militer AS.
"Operasi ini dan yang lainnya, Presiden Biden telah memperjelas bahwa kami berkomitmen untuk menemukan dan menghilangkan ancaman teroris terhadap Amerika Serikat dan rakyat Amerika, di mana pun mereka bersembunyi, tidak peduli seberapa jauhnya," kata pejabat itu.
Pasukan AS telah lama beroperasi di Somalia dalam koordinasi dengan dan atas nama pemerintah, sebagian besar melakukan serangan udara reguler untuk mendukung pasukan resmi memerangi pemberontak Al-Shabaab.
Beberapa di antaranya diyakini dilakukan dari pangkalan AS di Djibouti utara Somalia.
Serangan udara AS di Somalia melonjak hingga puluhan dalam setahun selama 2017-2020, tetapi juga termasuk dua hingga empat operasi darat setiap tahun.
Sejak Biden menjadi presiden pada tahun 2021, serangan udara telah menurun, menjadi hanya 16 pada tahun 2022, dan tidak ada serangan darat yang tercatat, menurut data yang dikumpulkan oleh New America, sebuah think tank keamanan nasional.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id.