Korban tewas aliran sesat di Kenya menjadi 73 orang. (AFP)
Korban tewas aliran sesat di Kenya menjadi 73 orang. (AFP)

Total Korban Aliran Sesat Jadi 73 Jiwa, Presiden Kenya: Ini Aksi Teroris!

Marcheilla Ariesta • 25 April 2023 08:03
Malindi: Presiden Kenya William Ruto membandingkan jumlah kematian akibat kelaparan di antara para pengikut aliran sesat di selatan negara itu, sama dengan akibat aksi teroris. Jumlah kematian baru naik menjadi 73 jiwa.
 
Dia menegaskan, pendeta Paul Makenzi, yang berada dalam tahanan polisi, harus dipenjara.
 
"Apa yang kami lihat mirip dengan terorisme," kata Ruto, dilansir dari New Zealand Herald, Selasa, 25 April 2023.

"Makenzi berpura-pura sebagai pendeta, padahal sebenarnya dia adalah penjahat yang mengerikan," sambungnya.
 
Makenzi ditangkap karena dicurigai menyuruh para pengikutnya untuk berpuasa sampai mati untuk bertemu Yesus.
 
Sekelompok orang yang sangat kurus berhasil diselamatkan hidup-hidup, tetapi beberapa dari mereka kemudian meninggal.
 
Baca juga: Disuruh Puasa Sampai Mati, 39 Jenazah Korban Aliran Sesat Ditemukan
 
Pihak berwenang kemudian mengalihkan perhatian mereka ke puluhan kuburan dangkal yang ditandai dengan salib di peternakan seluas 323 hektar milik Makenzi.
 
"Total korban tewas sekarang mencapai 73, dengan 26 mayat baru digali pada Senin," kata kepala polisi sub-daerah Malindi John Kemboi.
 
Kemboi mengatakan, penyelidik telah menerima bala bantuan dan mampu menjangkau lebih banyak wilayah.
 
Masyarakat Palang Merah Kenya pada Minggu mengatakan, 112 orang telah dilaporkan hilang di meja pelacakan yang didirikan di Malindi, di mana gereja utama pendeta itu berada.
 
Ruto mengatakan, dia telah menginstruksikan lembaga penegak hukum untuk menyelidiki secara menyeluruh masalah tersebut sebagai kasus kriminal yang tidak terkait dengan agama apapun.
 
Ruto, yang terpilih pada tahun 2022, dipuji sebagai presiden Kristen evangelis pertama di negara itu dan tidak malu dengan imannya, berdoa dan menangis secara terbuka di gereja sebelum pemilihannya.
 
Dia telah mencalonkan beberapa pendeta ke parlemen dan lembaga pemerintah seperti komisi antikorupsi.
 
Sementara itu, Makenzi tetap dalam tahanan dan pengadilan mengizinkan penyelidik untuk menahannya selama dua minggu saat penyelidikan atas kematian tersebut berlanjut.
 
Pendeta itu telah ditangkap dua kali sebelumnya, pada 2019 dan Maret tahun ini, sehubungan dengan kematian anak-anak. Tapi setiap kali ditangkap, dia dibebaskan dengan jaminan, dan kedua kasus tersebut masih diproses melalui pengadilan.
 
Politisi lokal mendesak pengadilan untuk tidak membebaskannya kali ini, mengecam penyebaran aliran sesat di daerah Malindi.
 
Kultus umum seperti ini kerap terjadi di Kenya, terlebih sebagian besar masyarakatnya religius.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan