Kepala daerah setempat, Innocent Madukadala mengatakan serangan itu terjadi pada Minggu, 9 Agustus 2020 di daerah Banyali Kilo.
"Mereka menewaskan 19 orang," tuturnya kepada AFP, Senin, 10 Agustus 2020.
"Beberapa orang tewas oleh parang, dan lainnya ditembak mati," imbuh dia.
Dia menyalahkan Cooperative for the Development of Congo (CODECO), yang merupakan kelompok bersenjata. Mereka disalahkan atas serangan terhadap etnis tertentu.
Wilayah Kongo timur salah satu yang paling berbahaya. Tak hanya CODECO, berbagai kelompok militan, seperti Kekuatan Demokratik Bersatu (ADF) dari Uganda juga sering melakukan aksi kekerasan.
Militer Kongo berulang kali mengklaim membuat kemajuan besar melawan kelompok itu dengan membunuh beberapa komandan tertinggi mereka, namun tetap bisa dilawan oleh para militan.
ADF yang hadir di Kongo sejak 1990-an ini bertahan dari serangan gencar bertubi yang sering dilakukan tentara Kongo dan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Mereka juga kerap melakukan pembalasan terhadap warga sipil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News