Dalam pertemuan 8 Juli di Yordania, Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid dan Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi meresmikan kesepakatan yang dicapai oleh PM Bennett dan Raja Abdullah II. Adapun pertemuan kedua kepala negara itu berlansung di Istana Amman minggu lalu.
Menurut seorang mantan pejabat senior Israel yang tidak disebutkan namanya, yang dikutip oleh Walla News, pertemuan itu sangat positif. Dilaporkan, Bennett memberi tahu raja di awal pertemuan bahwa Israel akan setuju untuk menjual lebih banyak air kepada kerajaan daripada kuota yang disediakan oleh perjanjian damai bilateral 1994. Yordania sendiri membutuhkan kesepakatan untuk menghadapi kekurangan air yang menghancurkan negaranya.
Pekan lalu, pers Israel melaporkan bahwa Bennett telah memberikan persetujuan awalnya untuk penjualan tambahan 50 juta meter kubik air ke Yordania, tetapi laporan tidak menyebutkan adanya kontak langsung antara para pemimpin kedua negara. Jika kesepakatan itu terwujud, itu akan menjadi penjualan air terbesar dari Israel ke Yordania sejak perjanjian damai, yang memberikan alokasi otomatis 55 juta meter kubik air setiap tahun dengan harga 3 sen AS per meter kubik.
Laporan pekan lalu mengaitkan permintaan Yordania untuk lebih banyak air dengan pertemuan mendatang Abdullah dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Berdasarkan laporan itu, pemerintah Amerika mendorong Yerusalem untuk merespons secara positif.
“Yordania telah meminta alokasi tahunan 50 juta meter kubik selama lima tahun, tetapi Bennett memberikan persetujuan awal hanya untuk tahun ini dan tahun depan. Permintaan untuk tahun-tahun berikutnya akan ditinjau sesuai dengan ketinggian air di Laut Galilea,” isi dari laporan tersebut, yang diterima Al-Monitor, Jumat 9 Juli 2021.
Menteri Luar Negeri Yair Lapid bertemu di Yordania pada 8 Juli di Jembatan Allenby sisi Yordania dengan rekannya dari Yordania Ayman Safadi untuk menyegel kesepakatan air. Itu adalah pertemuan publik pertama antara keduanya sejak berdirinya pemerintahan Bennett.
Lapid dan Safadi juga sepakat untuk menaikkan batas ekspor Yordania ke Tepi Barat dari USD160 juta menjadi USD700 juta.
‘”Saya bertemu hari ini di Yordania dengan rekan saya dari Yordania, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Ayman Safadi. dan pada pertemuan itu kami menyepakati kerja sama dalam masalah perdagangan dan air. Selain itu, kami, kedua menteri, sepakat untuk meningkatkan kerja sama di berbagai bidang lainnya,” tulis Lapid dalam akun Twitternya.
“Yordania adalah tetangga dan mitra penting Israel, dan bahwa Kementerian Luar Negeri akan terus mengadakan dialog berkelanjutan dengan Yordania untuk melestarikan dan memperkuat hubungan bilateral,” imbuhnya.
Pertemuan-pertemuan ini terjadi setelah bertahun-tahun terputusnya hubungan antara Perdana Menteri Israel dan Raja Yordania. Ketika ketegangan antara kedua negara meningkat, Abdullah menolak untuk menerima telepon dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu saat itu.
Gabi Ashkenazi, ketika dia menjadi menteri luar negeri, dan Menteri Pertahanan Benny Gantz keduanya melakukan upaya selama pemerintahan Netanyahu terakhir untuk memperbaiki pemutusan hubungan diplomatik antara kedua negara, dengan pertemuan Ashkenazi dan Safadi setidaknya dua kali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News