Itzik Saidian pergi ke layanan dukungan untuk tentara yang terluka di dekat Tel Aviv pada Senin. Kemudian dia menyiram dirinya dengan cairan yang mudah terbakar dan menyalakan api.
“Insiden ini terjadi karena tekanan psikologis yang signifikan," kata pernyataan Israel Defense Force (IDF), seperti dikutip Arab News, Kamis 15 April 2021.
Dia dilarikan ke unit perawatan intensif Rumah Sakit Tel Hashomer dekat Tel Aviv. ”Korban berada dalam kondisi kritis dengan luka bakar yang dalam di sekujur tubuhnya," sebut pihak rumah sakit.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan dia "sangat terkejut" dan "bertekad untuk melakukan reformasi total dalam cara kami merawat para veteran kami yang cacat dan terluka."
Pemuda itu diketahui cacat sebagian karena menderita PTSD terkait tugasnya selama perang 2014 antara Israel melawan kelompok Hamas di Jalur Gaza.
Sekitar 2.250 orang Palestina tewas dalam perang itu, sebagian besar warga sipil, dan 74 orang Israel, sebagian besar tentara. Bakar diri Saidian terjadi pada malam Hari Peringatan Israel untuk tentara yang gugur dan korban penyerangan.
Ini memicu kontroversi mengenai sistem dukungan untuk tentara yang terluka atau sakit psikologis, yang sering dianggap tidak efisien dan birokratis.
“Dia melihat hal-hal yang mengerikan dan tidak ada yang merawatnya,” kata saudara laki-lakinya, Avi Saidian kepada wartawan di rumah sakit.
Menteri Pertahanan Benny Gantz mengumumkan "penyelidikan menyeluruh untuk menemukan alasan peristiwa tragis ini". Kementeriannya berjanji untuk "secara substansial meningkatkan perlakuan terhadap tentara pasca-trauma."
Layanan militer adalah wajib di Israel untuk anak berusia 18 tahun. Perempuan melayani dua tahun dan pria dua tahun enam bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News