Pernyataan dikeluarkan Houthi beberapa jam setelah Komando Pusat AS (CENTCOM) mengatakan bahwa kapal USS Gravely menembak jatuh rudal jelajah anti-kapal yang ditembakkan dari Yaman Houthi yang didukung Iran.
CENTCOM mengatakan dalam pernyataannya bahwa tidak ada korban luka atau kerusakan akibat serangan tersebut.
Houthi telah melakukan lebih dari 30 serangan rudal dan drone di Laut Merah sejak pertengahan November. Aksi ini menyebabkan gangguan besar terhadap pelayaran komersial di jalur perairan utama dunia tersebut.
Banyak perusahaan pelayaran telah mengubah operasi mereka dalam mengantisipasi serangan Houthi. Mereka mengirim kapal melalui rute yang lebih jauh dan lebih mahal untuk mengelilingi Afrika ketimbang menggunakan jalur antara Laut Merah dan Laut Mediterania.
Washington dan London telah melakukan serangan yang menargetkan rudal Houthi dan situs militer di Yaman.
"AS telah bertindak untuk melindungi pelayaran dan pelaut internasional yang transit di Laut Merah, serta untuk menurunkan dan mengganggu kemampuan Houthi dalam melakukan serangan semacam ini," ucap juru bicara pers Pentagon Pat Ryder, dilansir dari VOA, Rabu, 31 Januari 2024.
Sementara itu, Uni Eropa sedang mempertimbangkan untuk meluncurkan misi angkatan lautnya sendiri dalam melindungi pelayaran di Laut Merah.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell menyatakan harapannya, bahwa inisiatif ini akan diluncurkan dalam beberapa pekan ke depan. Operasi akan difokuskan pada memblokir serangan Houthi, dan bukan mengambil tindakan langsung terhadap mereka.
Borrell mengungkapkan, banyak perusahaan Eropa telah meminta tindakan nyata karena tingginya biaya untuk mengubah rute pelayaran kapal ke perairan Afrika.
Baca juga: Diserang Rudal Houthi, Kapal Tanker Inggris di Teluk Aden Terbakar
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News