Mengutip dari laman CGTN pada Senin, 29 Januari 2024, Abyei masih menjadi wilayah sengketa antara Sudan Selatan dan negara tetangganya, Sudan, yang terperosok dalam konflik sejak 15 April lalu.
Motif di balik bentrokan pada hari Sabtu lalu itu belum diketahui pasti, namun diduga terkait sengketa tanah, ucap Menteri Penerangan Abyei Bulis Koch kepada Associated Press.
Selama ini, kedua komunitas pemuda di Abyei telah bertahun-tahun memperebutkan kepemilikan sebidang tanah di Aneet, area yang memisahkan tempat tinggal dua kelompok warga tersebut.
Sebelumnya, laporan PBB di bulan Januari 2024 menunjukkan bahwa sekitar 10.000 hingga 15.000 orang telah terbunuh di sebuah kota di wilayah Darfur Barat, Sudan, sepanjang 2023 dalam pembunuhan etnis yang dilakukan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) dan sejumlah milisi Arab.
Dalam laporan kepada Dewan Keamanan PBB, pemantau sanksi independen PBB mengaitkan jumlah korban di El Geneina dengan sumber intelijen dan membandingkannya dengan perkiraan PBB bahwa sekitar 12.000 orang telah terbunuh di Sudan sejak perang meletus pada 15 April 2023 antara pasukan nasional Sudan dan RSF.
Para pemantau juga menggambarkan tuduhan "kredibel" bahwa Uni Emirat Arab (UEA) telah memberikan dukungan militer kepada RSF "beberapa kali dalam seminggu" melalui Amdjarass di Chad utara. Seorang jenderal penting Sudan menuduh UEA pada November lalu telah mendukung upaya perang RSF.
Baca juga: Pembunuhan Etnis di Kota Sudan Sepanjang 2023 Tewaskan 15.000 Orang
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News