Dalam pidatonya di televisi –,yang pertama sejak serangan mematikan pejuang Palestina pada 7 Oktober di Israel selatan,– Nasrallah tidak mengumumkan bahwa Hizbullah akan sepenuhnya terlibat dalam perang, sebuah tindakan yang akan memiliki konsekuensi yang menghancurkan bagi Lebanon dan Israel.
Amerika Serikat, pendukung terkuat Israel, telah memperingatkan Hizbullah dan Iran, pelindungnya, agar tidak terlibat dalam konflik ini dan telah mengirim kapal perang ke Mediterania. Namun ancaman itu tak diindahkan Nasrallah.
"Tindakan itu tidak akan membuat kita takut," tegas Nasrallah, seperti dikutip AFP, Sabtu 4 November 2023.
"Hizbullah siap menghadapi semua opsi, katanya, dan kami dapat mengambil opsi tersebut kapan saja. Pertempuran itu tidak akan terbatas pada skala yang terlihat sejauh ini," tambahnya.
Dalam beberapa minggu terakhir, Hizbullah telah menembakkan roket melintasi perbatasan setiap hari, terutama mengenai sasaran militer di Israel utara. Namun mereka memiliki persenjataan yang cukup besar yang mampu menyerang di mana pun di Israel dan ribuan pejuang yang tangguh dalam pertempuran.
Pidato Nasrallah telah dinantikan secara luas di seluruh kawasan sebagai indikasi apakah konflik Israel-Hamas akan berubah menjadi perang regional.
“Beberapa orang mengatakan saya akan mengumumkan bahwa kita telah memasuki pertempuran,” kata Nasrallah pada.
"Kami sudah memasuki pertempuran pada 8 Oktober," imbuh Nasrallah.
Dia berargumen bahwa serangan lintas batas Hizbullah telah menarik pasukan Israel yang seharusnya fokus pada Hamas di Gaza.
Tembakan perayaan terdengar di Beirut ketika ribuan orang memadati alun-alun di pinggiran selatan ibu kota Lebanon untuk menyaksikan pidato Nasrallah yang disiarkan melalui tautan video di layar besar.
Pada Kamis terjadi peningkatan paling signifikan di perbatasan Israel-Lebanon sejak perang dimulai, dengan Hizbullah menembakkan rentetan mortir dan rudal anti-tank dan, untuk pertama kalinya, meledakkan drone.
Di Israel, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Jumat untuk mendesak perlindungan bagi warga sipil dalam pertempuran dengan Hamas, ketika pasukan Israel memperketat pengepungan mereka di Kota Gaza.
Nasrallah mengkritik dukungan kuat AS terhadap serangan Israel di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 9.000 orang, sebagian besar warga sipil. Meskipun para pejabat AS dalam beberapa hari terakhir telah secara terbuka mendorong perlindungan warga sipil di Gaza, mereka belum menyerukan gencatan senjata.
"Pemimpin Hizbullah tersebut mengatakan, Presiden AS Joe Biden telah membuat argumen palsu bahwa Hamas memenggal kepala anak-anak (tanpa) bukti, namun tetap diam terhadap ribuan anak di Gaza yang dipenggal dan anggota tubuh mereka dirobek akibat pengeboman Israel," sebut Nasrallah.
Menyebut serangan yang dipimpin Hamas sebagai “gempa bumi”, Nasrallah mengulangi gambaran lamanya tentang Israel sebagai “lebih rapuh daripada jaring laba-laba”.
Dia mengatakan tujuan Israel untuk menghancurkan Hamas sepenuhnya adalah mustahil. “Apakah ada orang yang memiliki otak di kepalanya yang memiliki tujuan seperti itu?” Dia bertanya.
Nasrallah membandingkan konflik saat ini dengan perang Israel di Lebanon pada 2006, ketika Israel mencari solusi militer alih-alih negosiasi dan terperosok dalam pertempuran dengan Hizbullah yang berakhir dengan jalan buntu.
“Akhir dari pertempuran ini adalah kemenangan Gaza, dan kekalahan musuh ini,” pungkas Nasrallah, seraya menyerukan Amerika Serikat untuk mengakhiri perang tersebut
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News