Komentarnya muncul ketika artileri Turki terus membombardir pangkalan Kurdi dan target lainnya di dekat kota Tal Rifaat dan Kobani di Suriah.
"Kami telah menekan teroris selama beberapa hari dengan pesawat, meriam, dan senjata kami," kata Erdogan dalam pidatonya di timur laut Turki.
"Insya Allah, kami akan membasmi mereka semua sesegera mungkin, bersama dengan tank kami, tentara kami," sambungnya, dikutip dari Malay Mail, Rabu, 23 November 2022.
Dia mengatakan sebelumnya, operasi tidak akan terbatas pada operasi udara dan mungkin melibatkan pasukan darat.
Turki telah melakukan beberapa operasi militer besar terhadap milisi YPG Kurdi Suriah dan militan ISIS di Suriah utara dalam beberapa tahun terakhir.
Pada Senin lalu, Turki mengatakan YPG membunuh dua orang dalam serangan mortir dari Suriah utara, menyusul operasi udara Turki terhadap milisi pada akhir pekan dan serangan bom mematikan di Istanbul seminggu sebelumnya.
Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin YPG mengatakan, 15 warga sipil dan pejuang tewas dalam serangan Turki dalam beberapa hari terakhir.
Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar bersumpah untuk terus melakukan operasi melawan militan, memperbarui seruan kepada sekutu NATO Washington untuk berhenti mendukung pasukan Kurdi Suriah yang disebut Ankara sebagai sayap Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang.
"Kami memberi tahu semua mitra kami, terutama Amerika Serikat, di setiap tingkat, bahwa YPG sama dengan PKK dan tetap dengan tuntutan kami agar mereka menghentikan setiap jenis dukungan untuk teroris" kata Akar kepada komisi parlemen dalam pidatonya.
Seorang anak dan guru tewas, dengan enam orang terluka pada Senin lalu, ketika bom mortir menghantam daerah perbatasan di provinsi Gaziantep Turki. Angkatan bersenjatanya menanggapi dengan jet lagi yang mengenai sasaran di Suriah, kata seorang pejabat keamanan senior.
Kekhawatiran serius
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan, Washington telah mengomunikasikan keprihatinan seriusnya kepada Ankara tentang dampak eskalasi pada tujuan memerangi ISIS."Kami telah mendesak Turki terhadap operasi semacam itu, sama seperti kami telah mendesak mitra Suriah kami terhadap serangan atau eskalasi," kata juru bicara itu.
Seorang juru bicara Badan Keamanan Nasional AS menuturkan, pemerintah AS menentang tindakan militer apa pun yang mengacaukan situasi di Suriah. Amerika Serikat telah bersekutu dengan SDF yang dipimpin YPG dalam perang melawan Islamic State (ISIS) di Suriah, menyebabkan keretakan yang mendalam dengan Turki.
Rusia, yang bersekutu dengan Damaskus, juga meminta Turki untuk menahan diri dalam penggunaan kekuatan militer 'berlebihan' di Suriah. Negeri Beruang Merah meminta Ankara menjaga ketegangan agar tidak meningkat.
Selama kunjungan resmi ke Turki kemarin, Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser mengatakan kepada wartawan bahwa Berlin berdiri teguh di pihak Ankara dalam hal perang melawan terorisme, tetapi memperingatkan bahwa reaksi tersebut harus masuk akal.
"Kami mendukung Turki dalam penyelidikan serangan teroris ini dan dalam perang melawan terorisme, tetapi kami juga berpikir bahwa reaksi tersebut harus wajar dan sesuai dengan hak-hak rakyat dan tidak merugikan warga sipil," ucapnya.
Turki mengatakan, pesawat tempurnya menghancurkan 89 target di Suriah dan Irak pada Minggu lalu, dengan 184 militan tewas dalam operasi yang menargetkan YPG dan PKK pada Minggu dan Senin.
Ankara mengatakan operasi akhir pekannya adalah pembalasan atas serangan bom di Istanbul pekan lalu yang menewaskan enam orang, dan pihak berwenang menyalahkan para militan. Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab dan PKK dan SDF membantah terlibat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News