Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich. Foto: AFP
Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich. Foto: AFP

Cari Ribut! Menteri Israel Sebut Palestina Tidak Ada

Fajar Nugraha • 21 Maret 2023 13:59
Tel Aviv: Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich memicu kemarahan setelah menganggap Palestina tidak ada. Sontak ulahnya itu mengundang kecaman dari berbagai pihak.
 
Smotrich adalah bagian dari pemerintahan sayap kanan pemimpin Perdana Menteri veteran Benjamin Netanyahu yang mulai menjabat pada Desember.
 
Tidak hanya itu, Smotrich telah menghadapi teguran internasional pada awal Maret setelah menyerukan sebuah kota Palestina di Tepi Barat yang diduduki untuk ‘dimusnahkan’. Komentar itu dilontarkan di tengah meningkatnya kekerasan dalam konflik Israel-Palestina.

"Tidak ada orang Palestina, karena tidak ada orang Palestina," katanya pada sebuah pidato di hari Minggu di Paris, seperti dikutip AFP, Selasa 21 Maret 2023.
 
"Setelah 2.000 tahun. Tuhan mengumpulkan umat-Nya. Orang-orang Israel kembali ke rumah,” ujar Smotrich.
 
"Ada orang Arab di sekitar yang tidak menyukainya, jadi apa yang mereka lakukan? Mereka menciptakan orang fiktif dan mengklaim hak fiktif atas Tanah Israel, hanya untuk melawan gerakan Zionis," tegasnya.
 
"Itu adalah kebenaran sejarah, itu adalah kebenaran alkitabiah,” celoteh Smotrich.
 
Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mengatakan, menjelang rapat kabinet pada Senin, "pernyataan menghasut" yang dibuat oleh Smotrich memberikan "bukti konklusif dari ideologi ekstrimis, Zionis rasis dari pemerintah Israel saat ini".
 
Sementara Farhan Haq, Wakil Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, menyebut pernyataan menteri itu "sama sekali tidak membantu”. Dirinya menekankan bahwa rakyat Palestina jelas ada.
 
"Kami terus mendukung hak-hak mereka dan mendorong solusi dua negara," tegas Haq.

Jelas salah

Smotrich, yang tinggal di pemukiman Tepi Barat, pada awal Maret telah menyerukan agar kota Huwara di Palestina "dimusnahkan" setelah dua orang Israel ditembak mati di sana oleh seorang yang diduga anggota Hamas.
 
Ratusan pemukim Israel yang mengamuk membakar rumah dan mobil warga Palestina di Huawara setelah penembakan, dan seorang pria Palestina tewas di desa terdekat.
 
Kekerasan telah meningkat di Tepi Barat dalam beberapa bulan terakhir, dengan kekhawatiran eskalasi lebih lanjut selama bulan puasa Ramadhan, yang akan dimulai minggu ini.
 
Badan kementerian pertahanan Israel yang bertanggung jawab untuk urusan sipil di wilayah Palestina pada hari Senin melonggarkan serangkaian pembatasan dengan tujuan memungkinkan lebih banyak warga Palestina untuk beribadah di kompleks Masjid Al-Aqsa, situs tersuci ketiga umat Islam, selama Ramadan.
 
Dikatakan wanita dari segala usia dan pria berusia 55 tahun ke atas dari Tepi Barat akan diizinkan akses gratis ke Yerusalem untuk Salat Jumat di kompleks tersebut.
 
Sebelumnya pada Senin, Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir, tokoh ekstrem kanan lainnya di kabinet, memerintahkan penutupan kantor penyiar publik Palestina yang berbasis di Tepi Barat di Yerusalem timur.
 
Dia menuduhnya "menghasut dan mendukung teror" dan mengatakan tidak memiliki izin untuk beroperasi dari wilayah yang dianeksasi.
 
Ahmad Assaf, kepala penyiar Palestina, mengutuk tindakan tersebut dan mengatakan kepada AFP bahwa itu adalah "kejahatan terhadap jurnalisme".
 
Sejak awal tahun, konflik tersebut telah merenggut nyawa 86 orang dewasa dan anak-anak Palestina, termasuk militan dan warga sipil.
 
Sebanyak 14 orang dewasa dan anak-anak Israel, termasuk anggota pasukan keamanan dan warga sipil dan satu warga sipil Ukraina tewas selama periode yang sama, menurut penghitungan AFP berdasarkan sumber resmi dari kedua belah pihak.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan