"Politik buruk dari nasionalisme vaksin yang kita saksikan dapat berpotensi menggagalkan upaya global yang dilakukan (untuk menahan) pandemi hingga saat ini," kata Akufo-Addo dalam pidato di Parlemen Eropa.
"Kami, seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), khawatir fenomena penimbunan vaksin akan semakin memburuk, karena negara-negara mulai memberikan suntikan booster," lanjutnya, dilansir dari Malay Mail, Rabu, 15 Desember 2021.
Pemimpin Ghana ini mengatakan, tingkat vaksinasi di Afrika tertinggal di bawah 10 persen. Ia menambahkan, negara-negara di sana masih belum bisa mendapatkan vaksin dalam "jumlah yang diperlukan".
Baca juga: Presiden Afrika Selatan Positif Covid-19
Negara-negara kaya, termasuk anggota Uni Eropa, Amerika Serikat dan Inggris, berebut untuk memberikan dosis booster setelah penemuan varian Omicron. Langkah ini diambil setelah para ahli mengatakan dosis ketiga vaksin covid menawarkan perlindungan yang lebih baik terhadap Omicron.
"Kami mengecam keputusan yang diambil oleh negara-negara, termasuk negara-negara di Uni Eropa, untuk memilih negara-negara Afrika untuk pengenaan larangan perjalanan pada varian yang telah ditemukan di lebih dari 40 negara," lanjutnya.
Beberapa negara, bersama dengan 27 negara Uni Eropa, telah memberlakukan pembatasan perjalanan di negara-negara, terutama di Afrika selatan, setelah Omicron pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan.
"Dunia harus berterima kasih kepada para ilmuwan Afrika Selatan yang pengetahuan dan keahliannya dalam pengurutan genom, memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi varian baru," kata Akufo-Addo.
"Pujian, bukan kecaman terhadap bangsa mereka, yang seharusnya menjadi bagian mereka," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News