Pembantaian tersebut terjadi di dekat Maiduguri, ibu kota dari negara bagian Borno.
Ini merupakan serangan terparah dalam beberapa bulan terakhir di Nigeria, negara di mana kelompok militan Boko Haram dan Islamic State (ISIS) aktif melancarkan operasi mereka.
Sejauh ini belum ada grup yang mengklaim bertanggung jawab atas pembantaian terhadap puluhan petani di Nigeria.
"Saya mengutuk keras pembunuhan terhadap para petani kami oleh kelompok teroris di Borno. Seluruh negeri terluka atas pembunuhan ini," ujar Buhari, dikutip dari laman BBC pada Minggu, 29 November 2020.
"Belasungkawa saya sampaikan kepada keluarga korban. Semoga arwah semua korban dapat beristirahat dengan tenang," sambungnya.
Baca: Boko Haram Serang Rombongan Gubernur di Nigeria, 9 Tewas
Menurut juru bicara Buhari, Garba Shehu, sang presiden juga menyebut pembantaian di Borno tersebut sebagai sesuatu yang "gila."
"Kami telah menemukan 43 jenazah, semuanya dibantai. Terdapat pula enam korban lainnya yang mengalami luka serius," kata seorang milisi lokal kepada kantor berita AFP. Beberapa jasad lainnya ditemukan kemudian, namun angka pasti jumlah korban tewas belum dapat dipastikan.
Beberapa laporan lainnya menyebut ada sekitar 15 perempuan yang diculik dalam serangan tersebut.
Para korban diketahui sebagai pekerja dari negara bagian Sokoto, yang berjarak sekitar 1.000 kilometer dari Maiduguri. Menurut keterangan satu milisi lainnya, para korban merantau ke wilayah timur laut Nigeria untuk mencari pekerjaan.
Gubernur Borno, Babagana Zulum, menghadiri proses pemakaman korban pada Minggu. "Saya bersedih karena lebih dari 40 warga dibantai saat sedang bekerja di persawahan mereka," ungkapnya.
Ia menyerukan pemerintah federal untuk merekrut lebih banyak prajurit dan petugas keamanan lainnya untuk melindungi kelompok petani di kawasan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News