Warga berjalan di atas kepulan asap dari lava Gunung Nyiragongo yang sudah mendingin dan mengeras di kota Goma, RD Kongo pada 23 Mei 2021. (Moses Sawasawa / AFP)
Warga berjalan di atas kepulan asap dari lava Gunung Nyiragongo yang sudah mendingin dan mengeras di kota Goma, RD Kongo pada 23 Mei 2021. (Moses Sawasawa / AFP)

Korban Tewas Erupsi Gunung Nyiragongo di RD Kongo Jadi 32 Orang

Willy Haryono • 25 Mei 2021 08:16
Kinshasa: Korban tewas erupsi gunung berapi Nyiragongo di Republik Demokratik Kongo (RD Kongo) telah bertambah menjadi 32 orang hingga Senin, 24 Mei 2021. Korban bertambah seiring upaya masyarakat serta petugas dalam mencari puluhan hingga ratusan korban ilang.
 
Tanpa peringatan, gunung Nyiragongo meletus pada Sabtu malam, memuntahkan lava pijar yang membuat langit kota Goma menjadi berwarna oranye. Aliran lava dari gunung tersebut telah menghancurkan lebih dari 500 rumah.
 
Baca:  Lava Gunung di RD Kongo Hancurkan Ratusan Rumah, 15 Orang Tewas

Menurut Kepala Perlindungan Sipil untuk provinsi Kivu Utara, Joseph Makundi, korban tewas telah bertambah dari 22 menjadi 32 hingga Senin. Ia khawatir jumlah korban tewas dapat terus bertambah karena masih banyak orang yang masih dinyatakan hilang.
 
Lebih dari 12 orang tewas dalam kecelakaan lalu lintas di tengah upaya melarikan diri dari area bencana. Sementara sebagian lainnya meninggal akibat terkena imbas aliran lava.
 
Terdapat pula sejumlah warga yang tewas usai menghirup asap atau gas beracun dari lava yang sudah mendingin dan mengeras. Mereka tewas saat sedang berjalan di wilayah antara Kibati dan Goma.
 
"Masyarakat Goma harus menghindari perjalanan non-esensial, dan juga diimbau tidak mengunjungi area-area yang telah terkena lava," ucap Direktur Badan Pengawas Vulkanik Goma, Celestin Kasereka Mahinda, dilansir dari laman CBS News.
 
Warga Goma dilanda kesedihan, ketakutan serta kemarahan saat delegasi menteri-menteri pemerintah, termasuk menteri kesehatan RD Kongo, mengunjungi Goma dengan menggunakan transportasi udara dari Goma.
 
Mahinda mengatakan, pihaknya kurang maksimal dapat memperingatkan warga karena pemerintah telah memangkas pendanaan terhadap badan pengawas aktivitas vulkanik.
 
"Badan pengawas (vulkanik) ini sudah tidak lagi mendapat dukungan pemerintah pusat atau donor eksternal. Itulah mengapa erupsi vulkanik ini menjadi semacam kejutan," tutur Mahinda.
 
Ia menegaskan saat ini Nyiragongo masih berstatus aktif dan masih memicu sejumlah guncangan. Mahinda mengimbau semua warga sekitar Nyiragongo, terutama Goma, untuk selalu waspada.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan