Presiden Suriah Bashar Al-Assad akan berkunjung ke Tiongkok. Foto: AFP
Presiden Suriah Bashar Al-Assad akan berkunjung ke Tiongkok. Foto: AFP

Kunjungi Tiongkok, Presiden Suriah Bashar Al-Assad Diyakini Berupaya Cari Dana

Fajar Nugraha • 21 September 2023 12:27
Damaskus: Presiden Suriah Bashar Al-Assad pada Kamis 21 September 2023 memulai perjalanan resmi pertamanya ke Tiongkok dalam hampir dua dekade. Selama di Beijing, Assad diyakini akan meminta dukungan keuangan dari sekutu lamanya untuk membantu membangun kembali negaranya yang hancur.
 
Tiongkok akan menjadi salah satu dari segelintir negara di luar Timur Tengah yang pernah dikunjungi Assad sejak dimulainya perang pada 2011 yang telah menewaskan lebih dari setengah juta orang. Kondisi tersebut membuat jutaan orang mengungsi, dan menghancurkan infrastruktur dan industri Suriah.
 
Assad juga menjadi pemimpin terbaru dari serangkaian pemimpin yang diasingkan oleh Barat dan dipuja oleh Beijing, dengan pemimpin Venezuela Nicolas Maduro, Presiden Iran Ebrahim Raisi, serta pejabat tinggi Rusia, semuanya berkunjung tahun ini.

“Pada Sabtu 23 September 2023, Assad akan menghadiri upacara pembukaan Asian Games di kota timur Hangzhou. Dia dan para pemimpin asing lainnya akan bertemu di sana bersama Xi, kata stasiun televisi pemerintah Tiongkok,” menurut laporan kantor berita CCTV, seperti dikutip AFP.
 
Menurut kepresidenan Suriah, dia juga akan mengunjungi Beijing. Kunjungan ini merupakan kunjungan pertama Assad ke Tiongkok sejak tahun 2004.
 
Beijing telah lama memberikan dukungan diplomatik kepada Damaskus, khususnya di Dewan Keamanan PBB yang merupakan anggota tetapnya.
 
Pejabat dari kedua negara juga telah melakukan kunjungan selama bertahun-tahun.
 
“Kunjungan ini merupakan terobosan penting dalam isolasi diplomatik dan pengepungan politik yang diberlakukan di Suriah,” kata ilmuwan politik yang berbasis di Damaskus, Oussama Dannoura, kepada AFP.
 
“Tiongkok telah melanggar tabu Barat yang berupaya mencegah sejumlah negara berurusan dengan negara-negara yang dianggap terisolasi oleh Washington,” tambah Dannoura.

Kehadirannya semakin meningkat

Kunjungan ini dilakukan seiring Tiongkok memperluas keterlibatannya di Timur Tengah.
 
Awal tahun ini Beijing menjadi perantara kesepakatan yang membuat rival lama di kawasan, Arab Saudi dan pendukung Damaskus, Iran, setuju untuk memulihkan hubungan dan membuka kembali kedutaan mereka masing-masing.
 
Detente tersebut diikuti dengan kembalinya Suriah ke wilayah Arab pada pertemuan puncak di Arab Saudi pada bulan Mei, mengakhiri lebih dari satu dekade isolasi regional di Damaskus.
 
Pada tahun 2019, diplomat terkemuka Wang Yi mengatakan, kepada Menteri Luar Negeri Suriah, Walid Muallem, bahwa Tiongkok “dengan tegas mendukung rekonstruksi ekonomi Suriah” dan upayanya untuk “memerangi terorisme”.
 
Perang Suriah dimulai setelah penindasan Assad terhadap protes damai pro-demokrasi yang meningkat menjadi konflik mematikan yang menarik kekuatan asing dan kelompok jihad.
 
Rezim Assad telah mencap semua penentangnya – mulai dari aktivis non-kekerasan hingga pemberontak bersenjata dan militan – sebagai “teroris”.
 
“Assad bermaksud melakukan perjalanannya ke Tiongkok untuk menyampaikan rasa legitimasi internasional terhadap rezimnya dan memberikan gambaran besarnya dukungan Tiongkok untuk rekonstruksi di Suriah,” kata Lina Khatib, Direktur Institut Timur Tengah di SOAS.
 
Khatib mencatat bahwa waktunya sangat penting, karena Assad kini menghadapi protes yang menyerukan perubahan rezim di Suriah selatan.
 
“Kelihatannya (niat) tersebut tidak akan meyakinkan penduduk yang semakin bergolak di Sweida,” tambah Khatib, merujuk pada sebuah kota di Suriah yang menjadi lokasi protes berlangsung.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan