Perdana Menteri Israel Yair Lapid. Foto: AFP
Perdana Menteri Israel Yair Lapid. Foto: AFP

Akui Solusi Dua Negara Tapi PM Israel Minta Palestina Turunkan Senjata

Medcom • 23 September 2022 17:04
Yerusalem: Perdana Menteri Israel, Yair Lapid membuat pernyataan pada Kamis, 23 September 2022 bahwa solusi dua negara adalah hal yang paling benar dilakukan untuk keamanan Israel. Akan tetapi, solusi ini sendiri harus disertai dengan Palestina yang menurunkan senjata mereka. 
 
Pernyataan tersebut disampaikan Lapid dalam pidatonya di hadapan sidang ke-77 Majelis Umum PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) di kota New York.
 
"Kesepakatan dengan orang Palestina yang berdasarkan dua negara untuk dua bangsa, adalah hal yang tepat untuk keamanan Israel, untuk ekonomi Israel dan untuk masa depan anak-anak kita. Kami hanya memiliki satu syarat: Hal itu adalah negara Palestina di masa depan akan menjadi negara yang damai," kata Lapid, seperti yang dikutip dalam laman Anadolu, pada Jumat, 23 September 2022. 

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Turunkan senjata Anda dan buktikan bahwa Hamas dan Jihad Islam tidak akan mengambil alih negara Palestina yang ingin Anda buat. Turunkan senjata Anda dan akan ada perdamaian,” tambah Lapid yang berbicara langsung dengan orang-orang dari Palestina.
 
Tidak sampai di situ, Lapid kemudian mengkritik Iran. Ia pun kembali menegaskan bahwa satu-satunya cara untuk mencegah Iran untuk mendapatkan senjata nuklir adalah dengan menempatkan ancaman militer yang kredibel di atas meja perundingan.
 
“Hanya ada satu negara anggota di PBB yang secara terbuka menyatakan keinginan mereka untuk menghancurkan negara lain yang juga menjadi anggota. Iran telah berulang kali menyatakan bahwa mereka tertarik pada penghancuran secara total untuk negara Israel,” ungkap Lapid.
 
Sementara itu, Lapid juga mendesak lebih banyak negara Arab untuk membuat hubungan dengan Israel menjadi normal serta bergabung dengan Abraham Accords. Abraham Accords sendiri merupakan perjanjian normalisasi antara Israel, Uni Emirat Arab dan Bahrain yang ditengahi oleh Amerika Serikat. (Gabriella Carissa Maharani Prahyta)
 
(FJR)




LEAVE A COMMENT
LOADING

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif