Namun, dalam perjalanannya, UNIFIL sering kali menjadi target serangan, termasuk serangan dari Israel. Salah satu kejadian terbaru adalah serangan yang melukai dua Warga Negara Indonesia (WNI) yang tergabung dalam pasukan UNIFIL pada 10 Oktober 2024.
Kejadian ini menambah daftar panjang insiden yang melibatkan serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian di wilayah Lebanon. Berikut adalah daftar beberapa insiden di mana Israel melakukan serangan terhadap UNIFIL:
1. Insiden Qana (1996)
.jpg)
Sumber: UN Multimedia
Pada tanggal 18 April 1996, Israel melancarkan serangan ke sebuah kompleks UNIFIL di Qana, Lebanon, selama Operasi Grapes of Wrath. Kompleks ini saat itu menampung lebih dari 800 warga sipil Lebanon yang berlindung dari pertempuran antara pasukan Israel dan Hizbullah.
Serangan ini menyebabkan lebih dari 100 warga sipil tewas dan melukai banyak orang lainnya. Israel mengklaim bahwa serangan ini adalah kesalahan target, tetapi insiden ini memicu kecaman internasional dan meningkatkan ketegangan antara Israel dan PBB.
2. Insiden Tyre (17 Juli 2006)
Gambar: Serangan Udara Israel di Tyre, 2006. (Masser)
Pada tanggal 17 Juli 2006, seorang staf internasional UNIFIL dan istrinya tewas ketika pesawat Israel membombardir Distrik Hosh di Tyre, Lebanon.
Serangan ini terjadi selama konflik yang memuncak antara Israel dan Hizbullah, di mana banyak serangan udara Israel mengenai wilayah-wilayah di Lebanon selatan, termasuk lokasi-lokasi yang diketahui sebagai basis UNIFIL.
Meskipun Israel mengklaim bahwa serangan tersebut adalah bagian dari operasi militer melawan Hizbullah, insiden ini menimbulkan kecaman dari berbagai pihak internasional karena menargetkan daerah yang dihuni oleh pasukan perdamaian dan warga sipil.
3. Serangan terhadap Pos UNIFIL di Khiyam (25 Juli 2006)
.jpg)
Gambar: Pos Pengamat PBB di Khiyam Setelah Diserang. (Newbridge)
Selama Perang Lebanon Kedua pada tahun 2006, beberapa posisi UNIFIL terkena serangan udara dari Israel.
Salah satu insiden paling terkenal adalah serangan terhadap sebuah pos pengamat PBB di Khiyam pada tanggal 25 Juli 2006, yang menewaskan empat personel penjaga perdamaian.
Keempat penjaga perdamaian tersebut berasal dari Kanada, Finlandia, Austria, dan Tiongkok. Meskipun Israel menyatakan bahwa serangan itu adalah kesalahan, insiden ini memicu kecaman internasional, terutama dari pihak PBB, karena lokasi pos UNIFIL telah diketahui oleh pasukan Israel.
4. Insiden Perbatasan Lebanon-Israel (30 Maret 2024)
UNIFIL melaporkan bahwa tiga pengamat dari Organisasi Pengawasan Gencatan Senjata PBB dan seorang penerjemah asal Lebanon terluka ketika sebuah peluru meledak di dekat mereka saat mereka sedang berpatroli di perbatasan Lebanon bagian selatan dengan Israel.
Israel membantah bertanggung jawab atas serangan tersebut, meskipun insiden ini menambah daftar panjang risiko yang dihadapi oleh personel penjaga perdamaian selama menjalankan misi di wilayah konflik.
6. Serangan di Tyre-Naqoura Road (2 September 2024)
Pada tanggal 2 September 2024, dua orang, termasuk seorang kontraktor independen yang bekerja untuk UNIFIL, tewas selama serangan udara Israel terhadap sebuah kendaraan di jalan Tyre-Naqoura, Lebanon.
Serangan ini menambah panjang daftar insiden yang menunjukkan risiko besar yang dihadapi oleh personel UNIFIL dan pekerja sipil dalam menjalankan tugas mereka di wilayah konflik yang intens.
Serangan-serangan ini menunjukkan kompleksitas konflik di wilayah tersebut dan kesulitan yang dihadapi oleh pasukan penjaga perdamaian dalam menjaga stabilitas di kawasan yang terus-menerus dilanda ketegangan.Baca Juga:
Hizbullah Perangi Israel di Dekat Desa Ramya, Personel UNIFIL Terluka Lagi
Cek Berita dan Artikel yang lain di
