Truk bantuan kemanusiaan berada di titik Rafah dari Mesir menuju Jalur Gaza. (AFP)
Truk bantuan kemanusiaan berada di titik Rafah dari Mesir menuju Jalur Gaza. (AFP)

Kelaparan Masih Terjadi di Gaza, PBB Mengaku Hadapi Beragam Rintangan

Medcom • 17 April 2024 13:22
New York: Kelaparan masih terjadi di Jalur Gaza, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengaku masih berjuang menanganinya.
 
Walau ada beberapa peningkatan koordinasi dengan Israel, pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza masih belum optimal, kata pejabat senior bantuan PBB pada Selasa, 16 April 2024. 
 
Andrea De Domenico, kepala Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan di Wilayah Pendudukan Palestina, mengatakan pengiriman bantuan di Gaza menghadapi penundaan signifikan di pos pemeriksaan. Pekan lalu, sebanyak 41 persen permintaan PBB untuk mengirimkan bantuan ke Gaza utara telah ditolak. 

"Kita menghadapi 'tarian' ini di mana kita melakukan satu langkah maju, dua langkah mundur, atau dua langkah maju, satu langkah mundur, yang pada dasarnya membuat kita selalu berada pada titik yang sama," kata De Domenico kepada wartawan, seperti dilansir dari Asiaone pada Rabu, 17 April 2024. 
 
"Untuk setiap peluang baru yang diberikan kepada kita, kita akan menemukan tantangan lain yang harus dihadapi," lanjutnya.
 
"Jadi sangat sulit bagi kami untuk mencapai apa yang kami inginkan," tutur De Domenico.

Bantuan untuk Gaza

PBB telah lama mengeluhkan hambatan dalam mendapatkan bantuan dan mendistribusikannya ke seluruh Gaza. Namun, kemarahan global terhadap krisis kemanusiaan di wilayah berpenduduk 2,3 juta orang tersebut meningkat setelah serangan udara Israel pada 1 April yang menewaskan sejumlah pekerja bantuan World Central Kitchen (WCK).
 
Israel sejak itu menyetujui pembukaan kembali penyeberangan Erez ke Gaza utara dan penggunaan sementara pelabuhan Ashdod di Israel selatan, setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menuntut langkah-langkah meringankan krisis kemanusiaan di Gaza. 
 
"Jumlah truk yang masuk terus meningkat," kata De Domenico, seraya menambahkan bahwa PBB tidak mengetahui berapa banyak pengiriman bantuan swasta yang diizinkan Israel untuk masuk ke Gaza utara. Namun ia mengatakan fokusnya juga perlu pada peningkatan akses bantuan di Gaza.
 
"Masalahnya bukan hanya soal makanan. Masalahnya adalah kelaparan jauh lebih kompleks. Ini jauh lebih besar dari sekedar mendatangkan tepung," katanya.
 
"Air, sanitasi dan kesehatan merupakan hal mendasar untuk mengekang kelaparan," tambah De Domenico.
 
Para pejabat AS telah mencatat kemajuan stabil dalam jumlah bantuan yang masuk ke Gaza, kata Kementerian Luar Negeri AS pada 16 April. Namun jumlah tersebut masih belum mencapai tingkat yang diinginkan, dan Washington sedang berupaya meningkatkannya.
 
Israel melancarkan serangan besar-besaran ke Gaza sebagai balasan atas operasi kilat Hamas pada 7 Oktober 2023. Otoritas kesehatan Gaza mengatakan Israel telah membunuh lebih dari 33.000 orang di Gaza sejak saat itu. (Nabila Ramadhanty Putri Darmadi)
 
Baca juga:  WHO: Penduduk Gaza Kelaparan, Banyak yang Tidak Makan Siang dan Malam
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan