Pembatasan ini berdasarkan rekomendasi Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir yang berhaluan ekstrem kanan. Padahal pejabat Dinas Keamanan Shin Bet memperingatkan pembatasan tersebut akan memperkeruh suasana.
Stasiun televisi Israel, Channel 13 dalam laporannya menyebutkan bahwa Shin Bet sudah mengeluarkan peringatan soal potensi ketegangan antara warga Palestina di Israel dan pihak kepolisian. Namun, Netanyahu tampaknya tidak peduli.
"Netanyahu menyetujui saran menteri keamanan nasional Itamar Ben-Gvir untuk membatasi akses bagi masyarakat Palestina ke Masjid Al Aqsa saat Ramadhan," kata televisi Israel itu, dikutip Al Jazeera, Senin, 19 Februari 2024.
Pemerintahan Netanyahu akan mengeluarkan peraturan resmi terkait pembatasan tersebut dalam beberapa hari ke depan, menurut laporan media tersebut.
Sejumlah media Israel, termasuk Channel 12, dalam dua hari terakhir mewartakan bahwa Shin Bet memperingatkan pemerintah soal potensi kemunculan ketegangan yang tinggi apabila akses ke Masjid Al Aqsa dibatasi bagi masyarakat Palestina di Israel.
Pembatasan di Masjid Al-Aqsa
Pembatasan tersebut, menurut Shin Bet, dapat memicu kerusuhan yang lebih besar dari yang terjadi di Yerusalem, Tepi Barat, dan daerah sekitarnya pada 1948 saat pembentukan Israel dideklarasikan.Sejak serangan Israel ke Jalur Gaza Oktober tahun lalu, polisi Israel terus membatasi akses Masjid Al Aqsa bagi masyarakat Palestina di Israel, khususnya bagi mereka yang mengikuti ibadah Salat Jumat.
Meski demikian, sebanyak 25 ribu warga Palestina berhasil masuk Masjid Al Aqsa Jumat lalu untuk mengikuti Salat Jumat pertama di masjid tersebut sejak serangan Israel berlangsung.
Pembatasan Salat Jumat di Masjid Al Aqsa dari Oktober 2023 hingga Jumat kemarin menjadi yang terlama sepanjang sejarah, menurut seorang pejabat Dinas Wakaf Muslim di Yerusalem yang tidak disebutkan namanya.
Serangan Israel ke Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 29 ribu rakyat Palestina, mayoritas anak-anak dan perempuan. Sementara itu, sekitar 1.200 warga Israel diyakini tewas akibat serangan Hamas.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut serbuan Israel itu menyebabkan 85 persen populasi Gaza terusir dari tempat tinggal mereka, 60 persen infrastruktur Gaza rusak dan hancur, serta makanan, air bersih, dan obat-obatan menjadi sangat langka.
Baca juga: Masjid Al-Aqsa Nyaris Kosong di Jumat ke-17 Pembatasan Israel
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News