Pengumuman tersebut muncul setelah Biden mengunjungi Israel, di mana pemerintah Israel berjanji tidak akan mencegah bantuan kemanusiaan memasuki wilayah kantong yang dibombardir melalui Mesir. Biden dan el-Sisi mengadakan pembicaraan telepon setelah perjalanan tersebut, menurut Gedung Putih.
El-Sisi sebelumnya membantah bahwa Mesir telah menutup perbatasan Rafah, satu-satunya penyeberangan dari Gaza yang tidak mengarah ke Israel. Dia malah mengatakan “pengeboman berulang-ulang yang dilakukan Israel terhadap penyeberangan sisi Palestina telah menghalangi operasi”.
Namun demikian, Biden memuji rekannya dari Mesir hari ini, dengan mengatakan kepada wartawan bahwa “(el-) Sisi layak mendapat pujian nyata karena dia akomodatif”
Berbicara kepada wartawan di Air Force One, Biden mengatakan, akses bantuan ke Gaza kemungkinan akan dimulai pada Jumat karena Mesir perlu “menambal jalan” menuju penyeberangan tersebut.
Persimpangan Rafah antara Mesir dan Gaza telah menjadi sasaran pemboman besar-besaran Israel, meskipun itu adalah satu-satunya tempat bagi warga sipil untuk masuk dan keluar dari Gaza ke Mesir.
Sementara itu, pihak kepresidenan Mesir mengatakan bahwa Biden dan el-Sisi juga membahas cara-cara untuk mempercepat masuknya bantuan kemanusiaan ke daerah kantong yang dibombardir tersebut melalui pembicaraan telepon.
“20 truk bantuan kemanusiaan yang menurut AS akan diizinkan memasuki Gaza berdasarkan perjanjian dengan Mesir dan Israel terlalu sedikit, sudah terlambat,” kata analis politik senior Al Jazeera, Marwan Bishara.
“Jika presiden negara adidaya akan melakukan perjalanan 13 jam dengan Air Force One, untuk memberikan pelukan erat kepada Perdana Menteri Netanyahu, dan kemudian berakhir dengan 20 truk yang akan melayani 2,2 juta orang ini seperti setetes saja di ember,” kata Bishara.
“Jujur saja ini mengerikan. Maksud saya, ketidakpedulian para politisi, baik mereka di Washington, New York, atau Tel Aviv, berada di luar jangkauan saya,” tegas Bishara.
“Mengapa presiden Amerika tidak mendorong lebih banyak bantuan kemanusiaan kepada orang-orang yang tidak bersalah?” dia menambahkan.
“Anda tidak memerlukan undang-undang kemanusiaan internasional untuk melakukan hal itu. Anda hanya perlu moralitas dan akal sehat,” sebut Bishara.
Israel kemudian melancarkan Operasi Pedang Besi terhadap sasaran Hamas di Jalur Gaza. Setidaknya 3.478 warga Palestina telah terbunuh. Korban tewas di Israel mencapai lebih dari 1.400 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News