"Saya mengutuk tindakan keji ini dan berharap empat penjaga perdamaian yang terluka dapat segera pulih," tulis Wane di Twitter, mengutip dari laporan Al Jazeera, Jumat, 16 Desember 2022.
Misi Stabilisasi Terintegrasi Multidimensi PBB di Mali (MINUSMA) "mengutuk keras" serangan mematikan tersebut.
"Patroli polisi PBB diserang pada 16 Desember di Timbuktu (Mali utara). Dua petugas kami, termasuk seorang perempuan, kehilangan nyawanya. Sementara empat petugas lainnya terluka, salah satu dari mereka mengalami kondisi serius," kata MINUSMA di Twitter.
Mali telah bergulat dengan pemberontakan bersenjata sejak 2012. Ribuan orang tewas dan ratusan ribu lainnya meninggalkan rumah mereka selama periode itu.
Masa depan penjaga perdamaian MINUSMA diragukan karena kekerasan masih terus berkecamuk di tengah, utara dan timur Mali. Mali mengalami dua kudeta militer dalam setahun antara 2020 dan 2021.
Ada juga ketegangan yang meningkat antara misi PBB dan penguasa militer Mali, menyusul dugaan kedatangan kelompok tentara bayaran Wagner Rusia untuk memperkuat pasukan pemerintah.
Pemerintah Jerman mengatakan pada Kamis kemarin bahwa pasukannya akan tetap berada di Mali dalam mendukung MINUSMA hingga 2024, namun hanya jika pemerintah militer mengizinkan mereka beroperasi secara bebas. Jerman juga menginginkan Mali menggelar pemilihan umum.
Jerman memiliki sekitar 1.100 tentara di Mali, menurut keterangan otoritas Berlin. Jerman adalah negara ketujuh yang memutuskan menghentikan atau menangguhkan partisipasinya dalam misi PBB.
Baca: Terungkap! 50 Warga Sipil Tewas dalam Operasi Militer Mali
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News