Warga Palestina di Sheikh Jarrah bertahan membela status hak pemukiman mereka. Foto: AFP
Warga Palestina di Sheikh Jarrah bertahan membela status hak pemukiman mereka. Foto: AFP

Pemukim Israel Gelar Pawai Anti-Arab dengan Kekerasan di Wilayah Palestina

Medcom • 10 Desember 2021 13:09
Sheikh Jarrah: Para pemukim Israel menggelar ‘pawai anti-Arab dengan kekerasan' di Sheikh Jarrah, sebuah wilayah Palestina di Yerusalem Timur pada Rabu, 8 Desember 2021. Pawai disebut berlangsung di bawah perlindungan pihak kepolisian.
 
Dilansir dari The New Arab, Jumat, 10 Desember 2021, beberapa warga Palestina terluka oleh polisi Israel selama pawai pemukim ke lingkungan Palestina. Menurut masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina di Yerusalem, empat warga diserang oleh semprotan merica. 
 
Penduduk setempat mengatakan, polisi Israel membubarkan warga Palestina dari jalan utama Sheikh Jarrah pada Rabu sore, guna mengamankan pawai oleh pemukim Israel di lingkungan tersebut.

Menurut penduduk Sheikh Jarrah, Nabil al-Kurd, puluhan pemukim Israel datang ke lingkungan sekitar pukul lima sore dan berbaris ke pusat lingkungan. Mereka meneriakkan slogan-slogan anti-Palestina. 
 
“Sebagian besar dari kita masuk dan menutup pintu”, kata penduduk berusia 60 tahun itu kepada The New Arab. “Setiap kali pemukim datang dengan cara ini, mereka menyerang rumah-rumah. Kali ini polisi Israel menemani mereka dan mencegah mereka melakukan itu” tambahnya.
 
Al-Kurd juga mengatakan kepada The New Arab, “para pemukim dikawal keluar oleh polisi Israel setelah dua jam pengeroyokan di jalan-jalan Sheikh Jarrah. Kemudian sekitar 50 hingga 60 polisi Israel datang ke lingkungan itu dan mencopot tenda solidaritas yang telah kami dirikan di tengah lingkungan”.
 
"Polisi ada di sana untuk mengendalikan pemukim,” ujar Al-Kurd.
 
Penduduk Sheikh Jarrah lainnya, Alaa Salaymah mengatakan, “ketika para pemukim masuk, beberapa orang berkumpul di sekitar api unggun di tenda, termasuk aktivis solidaritas dan teman-teman dari luar lingkungan”.
 
Salaymah menunjukkan, “ketika pemukim datang dalam jumlah besar, para pemuda berkumpul dalam satu kelompok untuk saling melindungi dan berdiri di depan mereka. Kali ini polisi Israel membubarkan kami, memaksa siapa pun yang tidak berasal dari lingkungan itu keluar, termasuk aktivis solidaritas, dan menutup semua pintu masuk ke Sheikh Jarrah”.
 
Salaymah pun mencatat, “polisi berada di sana untuk mengendalikan pemukim, yang sangat agresif dan meneriakkan slogan-slogan seperti ‘matilah orang Arab’ dan ‘Orang Arab adalah penjahat’. Mereka juga masuk ke sebuah bangunan perumahan tetapi polisi menarik mereka keluar”. 
 
Penduduk berusia 24 tahun itu juga menambahkan, polisi “membongkar tenda solidaritas dan mengambilnya karena pemukim telah mengeluhkannya. Ini bukan yang pertama kali, dan akan segera kami pasang lagi”.
 
Menurut pengacara yang berbasis di Yerusalem dan bekerja dalam kasus-kasus terkait pemukim, Madhat Dibeh, pemukim Israel yang aktif di Sheikh Jarrah dan sekitarnya diketahui sebagian besar diorganisir oleh Organisasi Nihlat Shimon.
 
“Nihlat Shimon didirikan di AS (Amerika Serikat) untuk mengklaim properti milik orang Yahudi di era Ottoman, tetapi seperti banyak organisasi pemukim lainnya, ini pada dasarnya bersifat politis," terang Dibeh kepada The New Arab.
 
Dibeh menambahkan, “organisasi pemukim jenis ini dan aktivitasnya menikmati perlindungan politik dari anggota Knesset seperti Bezalel Smotrich dan Itamar Ben Gvir”.
 
Kedua politisi Israel ini dikenal karena dukungan kuat mereka terhadap para pemukim dan secara pribadi telah hadir di Sheikh Jarrah. Organisasi Nihlat Shimon ,properti tanah Sheikh Jarrah berdasarkan klaim bahwa ia memiliki pemilik Yahudi di era Ottoman.
 
Sekitar 28 keluarga menghadapi perintah pengusiran dari pengadilan Israel. Pada November, keluarga Sheikh Jarrah secara kolektif menolak kesepakatan yang ditawarkan oleh pengadilan Israel guna memperoleh status ‘penyewa yang dilindungi’ dengan imbalan membayar sewa ke Organisasi Nihlat Shimon.
 
“Apa yang mereka coba lakukan melalui kerusuhan pemukim ini adalah untuk memaksakan suasana bahwa Sheikh Jarrah adalah milik mereka, dan dengan demikian mendorong pengadilan Israel untuk memerintahkan pengusiran keluarga," jelas Dibeh. (Nadia Ayu Soraya)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan