Mengutip dari rnz.co.nz, Minggu, 1 Desember 2024, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan angkatan udaranya telah melancarkan serangan terhadap pemberontak Suriah untuk mendukung Assad, lapor beberapa kantor berita Rusia.
Hayat Tahrir al-Sham, atau HTS, yang dulu dikenal sebagai Front Nusra, ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Amerika Serikat (AS), Rusia, Turki, dan negara-negara lain. Assad adalah sekutu dekat Moskow.
Di Washington, Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih (NSC) mengatakan pihaknya memantau situasi dengan saksama dan telah melakukan kontak dengan ibu kota regional selama 48 jam terakhir.
Juru bicara NSC Sean Savett mengatakan penolakan Suriah untuk terlibat dalam proses politik dan ketergantungannya pada Rusia dan Iran telah "menciptakan kondisi yang sedang terjadi saat ini, termasuk runtuhnya garis pertahanan rezim Assad di Suriah barat laut."
Savett mengatakan AS tidak ada hubungannya dengan serangan yang dipimpin "organisasi teroris yang ditunjuk" dan "mendesak de-eskalasi serta proses politik serius dan kredibel" berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2254 tahun 2015, yang menetapkan langkah-langkah untuk gencatan senjata dan transisi politik.
Perang di Suriah, yang telah menewaskan ratusan ribu orang dan membuat jutaan orang mengungsi, telah berlangsung sejak 2011 tanpa akhir yang resmi. Sebagian besar pertempuran besar di Suriah terhenti beberapa tahun lalu setelah Iran dan Rusia membantu pemerintah Assad merebut kendali atas sebagian besar wilayah dan semua kota besar.
Aleppo telah dikuasai dengan kuat oleh pemerintah Suriah sejak kemenangan di sana pada tahun 2016, salah satu titik balik utama dalam perang tersebut.
Baca juga: Pemberontak Suriah Masuk ke Pusat Kota Aleppo, Aktivitas Bandara Terhenti
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News