"Sejumlah individu bersenjata menyerbu pasar ternak di desa Namoungou di wilayah Fada N'Gourma. Mereka menyerang masyarakat lokal," kata Gubernur Fada N'Gourma, Kolonel Saidou Sanou.
"Menurut laporan awal, sekitar 20 orang tewas dan sejumlah lainnya terluka," sambung dia, dikutip dari laman Al Jazeera, Sabtu 8 Agustus 2020.
Hingga saat ini, belum ada grup yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan di pasar ternak tersebut.
Mei lalu, sekelompok pria bersenjata membunuh 25 orang di sebuah pasar ternak di desa Kompienga. Burkina Faso terus berjuang menghadapi sejumlah grup bersenjata terkait al-Qaeda dan Islamic State (ISIS) sejak 2017.
Ratusan orang tewas dibunuh dalam setahun terakhir di Sahel, dan lebih dari setengah juta warga di kawasan Afrika tersebut melarikan diri dari rumah mereka masing-masing akibat tingginya aksi kekerasan.
Dalam lima tahun terakhir, lebih dari 900 orang di Afrika tewas dibunuh sejumlah grup bersenjata, sedangkan 860 ribu lainnya telah melarikan diri dari rumah mereka masing-masing.
Burkina Faso, salah satu negara di kawasan Sahel, ikut ambil bagian dalam upaya memberantas sejumlah grup ekstremis bersama Mali, Niger, Mauritania, dan Chad.
Pasukan Sahel ini, yang kurang memiliki persenjataan lengkap dan juga minim latihan, didukung sekitar 5.000 personel militer Prancis.
Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), aksi kekerasan di Burkina Faso, Mali, dan Niger diestimasi telah menewaskan 4.000 orang tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News