"Vaksinasi nasional Covid-19 dimulai dengan mengenang jasa-jasa tenaga kesehatan yang telah meninggal," kata Presiden Iran Hassan Rouhani dalam acara seremoni di sebuah rumah sakit di Teheran, dikutip dari laman Middle East Eye.
Iran terkena dampak parah Covid-19, dengan angka kematian melampaui 58 ribu dari 1,4 juta lebih infeksi. Iran berharap lonjakan angka kasus Covid-19 dapat ditekan dengan vaksinasi.
Pekan kemarin, juru bicara Kementerian Kesehatan Iran Kianoush Jahanpour mengatakan bahwa Teheran telah membeli dua juta vaksin Sputnik V asal Rusia.
Tenaga kesehatan akan menjadi kelompok pertama yang menerima suntikan vaksin Covid-19 di Iran. Setelah itu, vaksinasi akan dilanjutkan ke kelompok orang lanjut usia atau mereka yang memiliki penyakit bawaan.
Rouhani berharap vaksinasi untuk tiga kelompok tersebut dapat selesai sebelum Tahun Baru Persia pada 21 Maret mendatang.
Rusia mendaftarkan Sputnik V untuk penggunaan publik pada Agustus tahun lalu. Pendaftaran sudah dilakukan sebelum uji klinis vaksin tersebut.
Selain Sputnik V, Iran juga akan menerima 4,2 juta dosis vaksin dari perusahaan AstraZeneca bulan ini. Vaksin AstraZeneca didapat melalui COVAX, sebuah program yang didirikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mendorong pemerataan akses vaksin Covid-19 di kancah global.
Pemerintah Iran telah melakukan uji klinis terhadap beberapa vaksin buatan dalam negeri pada Desember lalu. Menurut Rouhani, vaksin-vaksin itu mungkin sudah akan tersedia pada awal musim panas tahun ini.
Baca: WHO Berharap Sputnik V Masuk Skema COVAX
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
