Senin kemarin, WHO menggelar sebuah sesi khusus untuk mendiskusikan tambahan data terkait Sputnik V. Dilansir dari laman Sputnik News pada Selasa, 9 Februari 2021, sesi selanjutnya akan digelar pada 15 Februari mendatang.
Sputnik V, dikembangkan oleh Gamaleya Epidemiology and Microbiology Center, diklaim Rusia sebagai vaksin Covid-19 pertama di dunia. Kementerian Kesehatan Rusia telah mendaftarkan Sputnik V pada 11 Agustus tahun lalu untuk digunakan secara luas di tengah masyarakat.
Vaksin Sputnik V meliputi dua komponen yang diberikan kepada seorang individu dalam interval 21 hari. Uji klinis fase 3 Sputnik V telah melibatkan lebih dari 20 ribu orang dewasa, dan masih berlangsung hingga saat ini.
Rusia menargetkan 40 ribu relawan dalam uji klinis fase 3 Sputnik V.
Russian Direct Investment Fund, organisasi yang mempromosikan Sputnik V di pasar internasional, berharap regulator obat-obatan Uni Eropa dapat mengeluarkan izin penggunaan darurat vaksin tersebut pada awal Maret tahun ini.
Di kawasan Eropa, otoritas kesehatan Hongaria telah menyetujui penggunaan Sputnik V. Izin dikeluarkan saat 40 ribu dosis Sputnik V sudah siap disuntikkan kepada kelompok rentan di Hongaria.
Awalnya dipandang sebelah mata di dunia Barat, Sputnik V kini mulai mampu meyakinkan jajaran ahli terkait efikasinya terhadap covid-19.
Jurnal medis The Lancet pada Selasa kemarin menerbitkan analisis fase akhir Sputnik V, dengan angka efikasi hingga 91,6 persen. Sputnik V dianggap efektif terhadap berbagai bentuk gejala yang ditimbulkan covid-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News