Berdiri di tengah lapangan kota Mosul yang dikelilingi reruntuhan gereja, Fransiskus mendoakan semua korban yang tewas dalam perang melawan ISIS di Irak sejak 2014.
"Negara ini, negara penuh dengan nilai-nilai peradaban, dilanda serangan barbar yang menghancurkan banyak tempat ibadah," ucap Fransiskus, dilansir dari laman New York Times.
"Ribuan Muslim, Kristen, dan Yazidi secara kejam dimusnahkan oleh terorisme. Ada juga banyak orang yang kehilangan tempat tinggal mereka, atau dibunuh begitu saja," lanjutnya.
Dari Mosul, Fransiskus bertolak menuju Qaraqosh, sebuah kota kuno yang juga pernah dikuasai ISIS. Di sana ia bertemu anggota komunitas lokal dari gereja Church of the Immaculate Conception.
Baca: Paus Francis Kunjungi Komunitas Kristen Irak yang Menderita di Bawah ISIS
Sebelum bertolak Baghdad, Fransiskus akan menggelar misa terbuka di stadion Franso Hariri di kota Irbil. Karena adanya pandemi Covid-19, peserta misa hanya dibatasi 10 ribu.
Sabtu kemarin, Fransiskus telah bertemu dengan tokoh ternama Syiah, Ayatollah Agung Ali al-Sistani di kota suci Najaf. Keduanya membicarakan berbagai hal, dengan fokus pada isu keharmonisan lintas agama.
Rangkaian kunjungan selama empat hari ini merupakan lawatan internasional pertama Fransiskus sejak dimulainya pandemi Covid-19 -- dan kunjungan perdana kepausan ke Irak.
Fransiskus tetap berangkat ke Irak di tengah kekhawatiran akan adanya aksi kekerasan dari kelompok militan dan juga risiko terpapar Covid-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News