Tel Aviv: Uni Emirat Arab (UEA) membuka kedutaannya di Israel pada Rabu 14 Juli 2021. Kantor perwakilan UEA itu bertempat di gedung bursa baru Tel Aviv, dalam langkah normalisasi terbaru di bawah kesepakatan yang ditengahi oleh Washington tahun lalu.
Tempat di jantung distrik keuangan Israel menyoroti peran sentral kerja sama ekonomi yang telah dimainkan sejak UEA menjadi negara mayoritas Arab ketiga yang mengakui Negara Yahudi.
Upacara itu dihadiri oleh Presiden baru Israel Isaac Herzog dan Duta Besar Uni Emirat Arab Mohamed al-Khaja. Keduanya menyebut pembukaan kedutaan sebagai "tonggak penting dalam hubungan yang berkembang antara kedua negara kami".
"UEA dan Israel sama-sama negara yang inovatif. Kami dapat memanfaatkan kreativitas ini untuk bekerja menuju masa depan yang lebih sejahtera dan berkelanjutan bagi negara dan kawasan kami," kata Herzog, seperti dikutip AFP, Rabu 14 Juli 2021.
“Perjanjian bersejarah dengan UEA untuk diperluas ke negara-negara lain yang mencari perdamaian dengan Israel,” imbuh Herzoq, yang melakukan gunting pita dalam peresmian.
Israel dan UEA telah menandatangani sejumlah kesepakatan -,mulai dari pariwisata hingga penerbangan hingga layanan keuangan,- sejak normalisasi hubungan sebagai bagian dari apa yang disebut Kesepakatan Abraham Accord. Kesepakatan itu ditengahi oleh pemerintahan Amerika Serikat (AS) saat dipimpin mantan Presiden Donald Trump.

Peresmian gedung Kedutaan UEA di Tel Aviv, Israel. Foto: AFP
Upacara Rabu, diadakan di lobi gedung bursa dua lantai di bawah kedutaan, terjadi setelah Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid melakukan kunjungan penting ke UEA bulan lalu. Lapid saat itu membuka kedutaan di Abu Dhabi dan konsulat di Dubai.
Pembukaan hubungan diplomatik antara UEA dan Israel ini ditanggapi kemarahan oleh Palestina. Bagi Palestina UEA telah melanggar konsensus Arab selama beberapa dekade, bahwa tidak boleh ada normalisasi hubungan tanpa perdamaian yang komprehensif dan abadi antara Israel dan Palestina.
Setelah kesepakatan UEA, Israel menormalkan hubungan dengan Bahrain, Maroko dan Sudan, kesepakatan yang juga memicu protes Palestina.
Tetapi Israel dan UEA telah berusaha untuk menekankan dividen ekonomi yang ditawarkan oleh normalisasi. Lapid mengatakan kepada media Emirat bulan lalu bahwa perdagangan bilateral telah mencapai lebih dari USD675,22 juta sejak penandatanganan Kesepakatan Abraham pada September 2020.
Serentetan kesepakatan normalisasi Israel disepakati di bawah mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Lapid adalah arsitek koalisi yang menggulingkan Netanyahu bulan lalu, tetapi, bersama dengan Perdana Menteri Naftali Bennett, berjanji untuk mempertahankan kebijakan Netanyahu dalam mengejar hubungan yang lebih dalam di dunia Arab.
Tempat di jantung distrik keuangan Israel menyoroti peran sentral kerja sama ekonomi yang telah dimainkan sejak UEA menjadi negara mayoritas Arab ketiga yang mengakui Negara Yahudi.
Upacara itu dihadiri oleh Presiden baru Israel Isaac Herzog dan Duta Besar Uni Emirat Arab Mohamed al-Khaja. Keduanya menyebut pembukaan kedutaan sebagai "tonggak penting dalam hubungan yang berkembang antara kedua negara kami".
"UEA dan Israel sama-sama negara yang inovatif. Kami dapat memanfaatkan kreativitas ini untuk bekerja menuju masa depan yang lebih sejahtera dan berkelanjutan bagi negara dan kawasan kami," kata Herzog, seperti dikutip AFP, Rabu 14 Juli 2021.
“Perjanjian bersejarah dengan UEA untuk diperluas ke negara-negara lain yang mencari perdamaian dengan Israel,” imbuh Herzoq, yang melakukan gunting pita dalam peresmian.
Israel dan UEA telah menandatangani sejumlah kesepakatan -,mulai dari pariwisata hingga penerbangan hingga layanan keuangan,- sejak normalisasi hubungan sebagai bagian dari apa yang disebut Kesepakatan Abraham Accord. Kesepakatan itu ditengahi oleh pemerintahan Amerika Serikat (AS) saat dipimpin mantan Presiden Donald Trump.

Peresmian gedung Kedutaan UEA di Tel Aviv, Israel. Foto: AFP
Upacara Rabu, diadakan di lobi gedung bursa dua lantai di bawah kedutaan, terjadi setelah Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid melakukan kunjungan penting ke UEA bulan lalu. Lapid saat itu membuka kedutaan di Abu Dhabi dan konsulat di Dubai.
Pembukaan hubungan diplomatik antara UEA dan Israel ini ditanggapi kemarahan oleh Palestina. Bagi Palestina UEA telah melanggar konsensus Arab selama beberapa dekade, bahwa tidak boleh ada normalisasi hubungan tanpa perdamaian yang komprehensif dan abadi antara Israel dan Palestina.
Setelah kesepakatan UEA, Israel menormalkan hubungan dengan Bahrain, Maroko dan Sudan, kesepakatan yang juga memicu protes Palestina.
Tetapi Israel dan UEA telah berusaha untuk menekankan dividen ekonomi yang ditawarkan oleh normalisasi. Lapid mengatakan kepada media Emirat bulan lalu bahwa perdagangan bilateral telah mencapai lebih dari USD675,22 juta sejak penandatanganan Kesepakatan Abraham pada September 2020.
Serentetan kesepakatan normalisasi Israel disepakati di bawah mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Lapid adalah arsitek koalisi yang menggulingkan Netanyahu bulan lalu, tetapi, bersama dengan Perdana Menteri Naftali Bennett, berjanji untuk mempertahankan kebijakan Netanyahu dalam mengejar hubungan yang lebih dalam di dunia Arab.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News