Lebih dari 200 truk yang membawa sekitar 3.000 ton bantuan, yang telah ditempatkan di dekat persimpangan selama berhari-hari, mulai bergerak menuju Gaza.
Israel memblokade Gaza dan melancarkan gelombang serangan udara setelah kelompok pejuang Hamas meluncurkan serangan kolat pada 7 Oktober di sejumlah kota di Israel selatan.
Mengutip dari laman The Star, Banyak orang di Gaza, yang hanya makan satu kali sehari dan tidak memiliki cukup air untuk minum, sangat menantikan bantuan tersebut. Para pekerja rumah sakit juga sangat membutuhkan pasokan medis dan bahan bakar untuk generator mereka.
Ratusan pemegang paspor asing juga menunggu untuk menyeberang dari Gaza ke Mesir demi menghindari konflik.
Baca juga: Ratusan Truk Bantuan ke Gaza Menunggu di Perbatasan Mesir
Hamas Bebaskan 2 Tawanan
Pembukaan tersebut terjadi beberapa jam setelah Hamas membebaskan seorang wanita Amerika dan putrinya yang masih remaja, yang merupakan tawanan pertama dari sekitar 200 tawanan yang dibebaskan setelah serangan kelompok tersebut pada 7 Oktober ke Israel.Pembebasan tersebut terjadi di tengah meningkatnya ekspektasi akan adanya serangan darat Israel terhadap Hamas di Gaza. Israel mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya tidak berencana mengambil kendali jangka panjang atas wilayah kecil tersebut, yang merupakan rumah bagi sekitar 2,3 juta warga Palestina.
Hamas mengatakan pihaknya membebaskan Judith Raanan dan putrinya yang berusia 17 tahun, Natalie, karena alasan kemanusiaan dalam perjanjian dengan Qatar, negara Teluk Persia yang sering bertindak sebagai mediator Timur Tengah.
Keduanya sedang dalam perjalanan dari rumah mereka di pinggiran kota Chicago ke Israel untuk merayakan hari raya Yahudi, kata keluarga tersebut. Mereka berada di kibbutz Nahal Oz, dekat Gaza, pada 7 Oktober ketika Hamas dan militan lainnya menyerbu kota-kota di Israel selatan, menewaskan ratusan orang dan menculik 203 lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News