Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (AFP)
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (AFP)

Netanyahu Dikabarkan Setuju Rundingkan Lagi Gencatan Senjata Gaza

Marcheilla Ariesta • 30 Maret 2024 13:16
Tel Aviv: Benjamin Netanyahu dikabarkan telah menyetujui rencana perundingan baru mengenai gencatan senjata di Gaza pada Jumat kemarin. Perdana Menteri Israel itu menyepakatinya sehari setelah Mahkamah Internasional (ICJ) memerintahkan Israel untuk memastikan bantuan kemanusiaan segera menjangkau orang-orang di wilayah Palestina.
 
Meski ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengikat pekan ini, yang menuntut "gencatan senjata segera," pertempuran terus berlanjut di Gaza pada Jumat kemarin, termasuk di sekitar area rumah sakit.
 
Dampak regional dari konflik tersebut juga meningkat, di mana Israel mengatakan pihaknya membunuh seorang komandan roket kelompok Hizbullah di Lebanon. Beberapa anggota Hizbullah juga tewas dalam serangan di Suriah, yang oleh para pemantau perang disebut telah dilakukan oleh Israel.

Kantor Netanyahu mengatakan perundingan baru mengenai gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera akan berlangsung di Doha dan Kairo "dalam beberapa hari mendatang dengan pedoman melanjutkan perundingan." Kabar disampaikan beberapa hari setelah perundingan tersebut tampaknya terhenti.
 
Dalam perintahnya, ICJ yang berbasis di Den Haag, Belanda, mengatakan bahwa, "Warga Palestina di Gaza tidak lagi hanya menghadapi risiko kelaparan, tapi kelaparan mulai terjadi."
 
Philippe Lazzarini, kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), menulis di media sosial X bahwa keputusan ICJ adalah "sebuah pengingat bahwa bencana kemanusiaan di Jalur Gaza disebabkan ulah manusia dan semakin memburuk."
 
Baca juga:  ICJ Perintahkan Israel Memastikan Bantuan Kemanusiaan Mendesak di Gaza

Perang Israel-Hamas

ICJ telah memutuskan pada Januari lalu bahwa Israel harus memfasilitasi bantuan kemanusiaan yang "sangat dibutuhkan" ke Gaza dan mencegah genosida. Namun Israel menolaknya.
 
Keputusan terbaru ICJ yang mengikat, yang memiliki sedikit cara untuk diimplementasikan, muncul ketika militer Israel mengatakan bahwa mereka melanjutkan operasi di Rumah Sakit Al-Shifa, rumah sakit terbesar di Gaza, untuk hari ke-12.
 
Di seluruh wilayah pesisir Gaza, puluhan orang tewas dalam semalam, kata kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai kelompok Hamas. Di antara korban tewas terdapat 12 dari sebuah rumah di kota selatan Rafah, wilayah yang sering dibom menjelang rencana operasi darat Israel.
 
Para petugas bekerja di bawah cahaya ponsel untuk membebaskan orang-orang yang terperangkap di balik puing bangunan setelah serangan udara Israel di Rafah, menurut tayangan media AFPTV.
 
Perang Israel-Hamas meletus pada 7 Oktober 2023, setelah kelompok penguasa Gaza itu menyerang Israel dan membunuh 1.200 orang serta menyandera 253 lainnya, menurut penghitungan Israel. Israel membalas dengan serangan udara dan darat terhadap Hamas di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 32.000 orang, kata otoritas kesehatan di wilayah terkepung tersebut.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan