Dolar Zimbabwe tetap digunakan sebagai mata uang resmi. Foto: AFP
Dolar Zimbabwe tetap digunakan sebagai mata uang resmi. Foto: AFP

Hoaks Mata Uang Yuan Tiongkok Digunakan untuk Transaksi Resmi di Zimbabwe

Fajar Nugraha • 19 November 2020 22:23
Harare: Duta Besar Republik Indonesia untuk Zimbabwe Juniarta Sastrawan menegaskan bahwa mata uang Yuan dari Tiongkok tidak dipakai untuk transaksi resmi di Zimbabwe. Negara itu masih mengandalkan dolar Zimbabwe.
 
Menurut Dubes Juniarta, dolar Zimbabwe masih digunakan secara tunai ataupun elektronik (mobile money).
 
“Tidak benar pernyataan di media sosial tentang penggunaan Yuan untuk melalukan pembayaran di Zimbabwe,” ujar Dubes Juniarta, dalam keterangan KBRI Harare, yang diterima Medcom.id, Kamis 19 November 2020.

“Saat ini mata uang Dolar Zimbabwe memiliki nilai tukar yang semakin stabil terhadap mata uang asing dan penggunaannya semakin mendapat kepercayaan secara nasional maupun internasional. Ini dikarenakan penerapan kebijakan keuangan yang tepat untuk mengatasi krisis di masa pandemi covid-19,” imbuh Dubes Juniarta.
 
Guna memfasilitasi para pelaku bisnis dalam memperoleh mata uang asing di tengah krisis ekonomi dan pandemi covid-19, pemerintah Zimbabwe menerapkan kebijakan lelang. Melalui Reserve Bank of Zimbabwe (RBZ), sejak Juni 2020, penjualan mata uang asing dibeli dengan Dolar Zimbabwe.
 
Kebijakan lelang forex ini membawa dampak positif dan nilai tukar Dolar Zimbabwe terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) menjadi relatif stabil dimana 1 dolar AS setara dengan 80-an Dolar Zimbabwe.
 
Stabilnya nilai tukar tersebut tak hanya memperkokoh kedaulatan Dolar Zimbabwe, namun juga memantapkan langkah pemerintah Zimbabwe menuju visi 2030 sebagai negara berpenghasilan menengah ke atas.
 
“Kepercayaan rakyat Zimbabwe dan masyarakat internasional, khususnya para investor asing kepada Dolar Zimbabwe dapat ditumbuhkan. Penggunaan Dolar Zimbabwe untuk transaksi elektronik melalui platform mobile money yang dikenal dengan Ecocash, juga semakin luas,” tutur Dubes Juniarta.
 
Dubes Juniarta menyampaikan bahwa KBRI Harare hendak memfasilitasi pembicaraan pembentukan kerja sama Indonesia-Zimbabwe. Kerja sama itu termasuk revitalisasi pembangunan jaringan kereta api di Zimbabwe yang pendanaannya akan bersumber dari berbagai pihak, baik dari pendanaan nasional, internasional, swasta, pemerintah maupun obligasi pemerintah Zimbabwe.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan