Menteri Kesehatan Palestina, Mai Kaila mengatakan, negaranya menolak untuk menerima bantuan medis karena pihak Emirat mengabaikan berkoordinasi dengan mereka.
"UEA belum berkoordinasi dengan kami mengenai bantuan medis, dan kami menolak untuk menerimanya tanpa koordinasi," kata Menteri Kaila.
"Kami adalah negara berdaulat, dan mereka seharusnya berkoordinasi dengan kami terlebih dahulu," sambung Kaila, dinukil dari Al-Jazeera, Jumat 22 Mei 2020.
Sebelumnya Kamis, Kantor Berita Maan, yang dikenal dekat dengan PA, mengatakan bahwa keputusan itu datang ketika bantuan tiba di Bandara Ben Gurion Israel, Tel Aviv.
Pada Selasa, sebuah penerbangan Emirat yang membawa bantuan medis untuk Palestina mendarat di bandara Israel setelah lepas landas dari Abu Dhabi. Sekaligus menandai penerbangan publik pertama antara kedua negara meskipun UEA tidak memiliki hubungan resmi dengan Israel.
Etihad Airways, maskapai penerbangan milik negara, mengonfirmasi penerbangan tersebut.
"Etihad Airways mengoperasikan penerbangan kargo kemanusiaan khusus dari Abu Dhabi ke Tel Aviv pada 19 Mei untuk menyediakan pasokan medis ke Palestina," kata maskapai itu kepada kantor berita Associated Press, Selasa.
Wartawan Israel, Itay Blumental, mengunggah dua foto pesawat, dengan tulisan: "Untuk Palestina, dengan cinta dari Abu Dhabi melalui Israel" di Twitter.
"Otoritas UEA tidak berkoordinasi dengan negara Palestina sebelum mengirim bantuan. Palestina menolak menjadi jembatan (untuk negara-negara Arab) yang berusaha memiliki hubungan normal dengan Israel,” tegas pihak Palestina.
Mereka menegaskan bahwa bantuan apa pun yang dimaksudkan untuk dikirim kepada rakyat Palestina harus dikoordinasikan dengan PA terlebih dahulu.
Tidak seperti Yordania dan Mesir, yang keduanya menandatangani perjanjian damai dengan Israel pada 1978 dan 1994, masing-masing negara Arab lainnya secara resmi menyangkal memiliki hubungan dengan Israel, yang telah menduduki wilayah Palestina selama beberapa dekade. Namun, beberapa tahun terakhir, sejumlah negara Teluk seperti UEA, Arab Saudi, dan Oman telah membangun hubungan rahasia dengan Israel.
Pada Maret 2018, Arab Saudi mengizinkan pesawat penumpang Israel melintasi wilayah udara untuk pertama, memutus larangan 70 tahun. Pada Oktober tahun yang sama, Netanyahu bertemu dengan Sultan Qaboos Oman di Muscat dalam sebuah perjalanan kejutan tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id