"Tidak ada cara rasional lainnya (bagi AS) selain kembali ke perjanjian nuklir dan mencabut sanksi sepenuhnya," kata Rabiei, merujuk pada kesepakatan nuklir 2015 -- Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).
Mengutip beberapa sumber, media Politico melaporkan bahwa pemerintahan Biden berencana mengajukan proposal baru untuk memecah kebuntuan terkait negosiasi nuklir Iran. Menurut Politico, AS akan meminta Iran menangguhkan pengayaan uranium, dan sebagai gantinya, sejumlah sanksi ekonomi akan diringankan atau dicabut.
"Penundaan pencabutan sanksi terhadap Iran akan semakin menurunkan potensi pemulihan JCPOA," tutur Rabiei, dilansir dari laman Sputnik pada Selasa, 30 Maret 2021.
"Semakin lama menunda-nunda pencabutan sanksi juga akan semakin menjauhkan mereka dari kemungkinan pemulihan hubungan dengan Iran," lanjut dia.
Sebelumnya pada awal Maret lalu, Iran menolak menggelar pertemuan informal dengan AS dan negara-negara Eropa dalam upaya menghidupkan kembali JCPOA.
Iran berkukuh AS harus terlebih dahulu mencabut semua sanksi unilateralnya sebelum menggelar dialog semacam itu.
Baca: Iran Tolak Tawaran Pertemuan Informal Perjanjian Nuklir 2015
Ketegangan kedua negara meningkat sejak AS menarik diri dari JCPOA pada 2018. Tidak hanya menarik diri, AS juga menjatuhkan serangkaian sanksi ekonomi agar Iran mau menegosiasikan ulang JCPOA.
Kesal atas ulah AS, Iran pun melanggar beberapa poin JCPOA, terutama mengenai batas pengayaan uranium. Iran terus meningkatkan pengayaan uranium, namun mengaku siap menurunkannya lagi jika AS meringankan atau mencabut sanksi ekonomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News