Cape Town: Pemerintah Afrika Selatan mencabut pembatasan malam hari terkait pergerakan warga pada Kamis, 31 Desember 2021. Pencabutan dilakukan karena menghitung lonjakan yang didorong oleh varian Omicron telah menurun.
“Jam malam akan dicabut. Sehingga tidak akan ada pembatasan jam pergerakan orang,” kata pemerintah dalam sebuah pernyataan saat mengumumkan pelonggaran pembatasan covid-19 setelah rapat kabinet khusus.
Dilansir dari RT World, Jumat, 31 Desember 2021, langkah tersebut adalah pertama kalinya jam tengah malam hingga empat pagi waktu setempat dicabut dalam hampir dua tahun sejak awal pandemi.
Baca: Afrika Selatan Lewati Puncak Kasus Varian Omicron.
Negara Afrika diketahui mengalami penurunan hampir 30 persen dalam kasus baru selama pekan yang berakhir pada 25 Desember. Perhitungan tersebut dibandingkan dengan pekan sebelumnya.
Pemerintah menjelaskan bahwa jumlah infeksi juga menurun di semua kecuali dua provinsi. Seperti halnya dengan rawat inap juga, Western Cape menjadi satu-satunya pengecualian.
“Semua indikator menunjukkan negara itu mungkin telah melewati puncak gelombang keempat di tingkat nasional,” jelas pernyataan tersebut.
Pembaruan datang sebulan setelah varian Omicron pertama kali diidentifikasi oleh ahli epidemiologi Afrika Selatan. Sejak itu, petugas medis nasional telah berulang kali mencatat bahwa Omicron menyebabkan gejala yang tidak terlalu parah pada pasien.
Pemerintah telah mengatakan bahwa meskipun “varian Omicron sangat menular, terdapat tingkat rawat inap yang lebih rendah daripada gelombang sebelumnya.”
Mengutip kapasitas cadangan untuk rawat inap, Afrika Selatan juga mengurangi batas pertemuan. Peningkatannya menjadi 1.000 orang di dalam ruangan, dan hingga 2.000 di luar ruangan.
Sejumlah toko alkohol yang dilisensikan untuk beroperasi di luar jam 11 malam juga diizinkan untuk “kembali ke kondisi lisensi penuh.”
Meskipun demikian, orang Afrika Selatan masih didesak untuk mengikuti “protokol kesehatan dasar”. Mereka wajib memakai masker di tempat umum, jika tidak mematuhi aturan terdapat tindak pidana.
Komite Penasihat Menteri Afrika Selatan (MAC) memperkirakan pekan lalu, bahwa 60 persen hingga 80 persen orang Afrika Selatan memiliki kekebalan terhadap covid-19. Baik melalui infeksi sebelumnya atau vaksinasi.
MAC menambahkan, hanya sekitar 10 persen dari jumlah total kasus covid-19 yang kemungkinan didiagnosis secara nasional. Hal tersebut dikarenakan, kebanyakan orang yang terinfeksi virus tidak pernah mengalami gejala signifikan. (Nadia Ayu Soraya)
“Jam malam akan dicabut. Sehingga tidak akan ada pembatasan jam pergerakan orang,” kata pemerintah dalam sebuah pernyataan saat mengumumkan pelonggaran pembatasan covid-19 setelah rapat kabinet khusus.
Dilansir dari RT World, Jumat, 31 Desember 2021, langkah tersebut adalah pertama kalinya jam tengah malam hingga empat pagi waktu setempat dicabut dalam hampir dua tahun sejak awal pandemi.
Baca: Afrika Selatan Lewati Puncak Kasus Varian Omicron.
Negara Afrika diketahui mengalami penurunan hampir 30 persen dalam kasus baru selama pekan yang berakhir pada 25 Desember. Perhitungan tersebut dibandingkan dengan pekan sebelumnya.
Pemerintah menjelaskan bahwa jumlah infeksi juga menurun di semua kecuali dua provinsi. Seperti halnya dengan rawat inap juga, Western Cape menjadi satu-satunya pengecualian.
“Semua indikator menunjukkan negara itu mungkin telah melewati puncak gelombang keempat di tingkat nasional,” jelas pernyataan tersebut.
Pembaruan datang sebulan setelah varian Omicron pertama kali diidentifikasi oleh ahli epidemiologi Afrika Selatan. Sejak itu, petugas medis nasional telah berulang kali mencatat bahwa Omicron menyebabkan gejala yang tidak terlalu parah pada pasien.
Pemerintah telah mengatakan bahwa meskipun “varian Omicron sangat menular, terdapat tingkat rawat inap yang lebih rendah daripada gelombang sebelumnya.”
Mengutip kapasitas cadangan untuk rawat inap, Afrika Selatan juga mengurangi batas pertemuan. Peningkatannya menjadi 1.000 orang di dalam ruangan, dan hingga 2.000 di luar ruangan.
Sejumlah toko alkohol yang dilisensikan untuk beroperasi di luar jam 11 malam juga diizinkan untuk “kembali ke kondisi lisensi penuh.”
Meskipun demikian, orang Afrika Selatan masih didesak untuk mengikuti “protokol kesehatan dasar”. Mereka wajib memakai masker di tempat umum, jika tidak mematuhi aturan terdapat tindak pidana.
Komite Penasihat Menteri Afrika Selatan (MAC) memperkirakan pekan lalu, bahwa 60 persen hingga 80 persen orang Afrika Selatan memiliki kekebalan terhadap covid-19. Baik melalui infeksi sebelumnya atau vaksinasi.
MAC menambahkan, hanya sekitar 10 persen dari jumlah total kasus covid-19 yang kemungkinan didiagnosis secara nasional. Hal tersebut dikarenakan, kebanyakan orang yang terinfeksi virus tidak pernah mengalami gejala signifikan. (Nadia Ayu Soraya)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News