Dilansir dari laman BBC pada Sabtu, 26 Desember 2020, pejabat bernama Ashraf Oromo itu menambahkan, setidaknya 21 orang berhasil diselamatkan.
Seorang perwira Angkatan Laut Uganda menyebut, lemahnya penegakan protokol keselamatan transportasi dan cuaca yang berubah dengan cepat sering memicu kecelakaan di area Lake Albert.
Kapal yang tenggelam pada Rabu kemarin itu disebutkan sedang berada dalam perjalanan antar dua titik di dekat perbatasan Uganda-RD Kongo. Tiupan angin kencang menerpa, dan membuat kapal tersebut terbalik dan tenggelam.
Baca: Kapal Tenggelam di Danau Victoria, 22 Orang Tewas
Oromo mengatakan, tim penyelamat pesimistis dapat menemukan lebih banyak lagi korban selamat. Namun media lokal melaporkan bahwa otoritas setempat masih meneruskan operasi pencarian.
Penumpang kapal dilaporkan merupakan warga negara Uganda dan RD Kongo.
"Karena mengabaikan langkah pengamanan dan berubahnya cuaca dengan cepat, sering terjadi kecelakaan di Lake Albert," tutur seorang perwira bernama Samuel Onyango kepada AFP.
Seorang pejabat mengatakan, banyak dari korban adalah warga RD Kongo yang ingin pulang secara ilegal untuk menghindari pembatasan perjalanan terkait pandemi virus korona (covid-19).
Pemerintah Uganda telah memberlakukan pembatasan ketat yang menghentikan sebagian besar arus lalu lintas menuju dan dari RD Kongo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
