Kelompok tersebut dilaporkan mendapat dukungan dari Iran. Dan serangan dilancarkan pada hari ini, Jumat, 26 Februari 2021.
"Atas arahan Presiden Biden, pasukan militer AS melakukan serangan udara ke situs yang digunakan kelompok militan yang didukung Iran di Suriah timur," kata juru bicara Pentagon, John Kirby, dilansir dari Channel News Asia.
Kirby menuturkan serangan tersebut sebagai respons atas serangan roket di pangkalan militer AS yang ada di Irak beberapa waktu lalu.
Serangan ini merupakan yang pertama kalinya diperintahkan Biden usai mengisi kursi Gedung Putih pada 20 Januari lalu.
Baca juga: Balas Dendam Kematian Kontraktor, AS Serang Milisi Iran di Suriah
Keputusan Biden menyerang Suriah dinilai untuk memberi ruang bagi pemerintah Irak agar dapat melakukan penyelidikan atas serangan 15 Februari lalu.
Menurut Kirby, serangan itu menghancurkan sejumlah fasilitas di titik kontrol perbatasan yang digunakan oleh kelompok militan yang didukung Iran, termasuk Kata'ib Hezbollah dan Kata'ib Sayyid al-Shuhada.
Serangan roket ini menewaskan satu militan dan melukai banyak orang lainnya. "Saya yakin target yang kita bidik, dan kami tahu apa yang kami capai tutur Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin.
Sebanyak tiga roket menyerang bandara Erbil, Irak, salah satu di antaranya menghantam kompleks militer yang menjadi basis koalisi pasukan AS pada 15 Februari lalu.
Serangan tersebut merupakan yang pertama menyasar fasilitas diplomatik AS di Irak dalam dua bulan terakhir.
AS dan Irak menyalahkan kelompok bersenjata termasuk faksi pro-Iran Kataeb Hisbullah dan Asaib Ahl al-Haq terhadap serangan-serangan tersebut.
Kedua kelompok itu sangat menentang kehadiran tentara AS dan koalisi asing sejak 2014 itu. Koalisi AS hadir di Irak untuk membantu militer negara itu melawan kelompok teroris Islamic State (ISIS).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News