Sementara layanan penyelamatan mengatakan di Telegram bahwa sekitar 16 orang terlantar masih hilang di bawah reruntuhan sekolah al-Nasr.
Pejabat Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) Nebal Farsakh, yang berada di lokasi serangan Israel terhadap dua sekolah di Kota Gaza, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa tim ambulansnya berhasil mengevakuasi beberapa warga Palestina yang terluka tetapi "banyak yang masih hilang di bawah reruntuhan".
Dia menggambarkan "pemandangan mengerikan" dengan "para wanita berteriak" saat mereka mencari anak-anak mereka di reruntuhan.
"Serangan ini sekali lagi menjadi bukti lain bahwa tidak ada tempat yang aman di Gaza. Kedua sekolah ini menampung warga sipil terlantar yang telah dipaksa pergi berkali-kali, dan sekarang bahkan mereka telah dipaksa melarikan diri lagi setelah serangan ini," kata Farsakh, seperti dikutip Al Jazeera, 5 Agustus 2024.
“Israel secara sistematis telah menargetkan warga sipil,” imbuh Farsakh.
“Yang kita ketahui sejauh ini adalah bahwa kedua sekolah tersebut telah rusak parah hingga orang-orang mulai mengungsi dari seluruh area, mencari tempat yang aman dan perlindungan di tempat lain,” ucap Farsakh.
Ini adalah skenario yang sama persis dengan yang telah dilihat dalam beberapa hari terakhir. Diketahui secara pasti saat ini adalah bahwa ada konsentrasi serangan di pusat-pusat evakuasi. Yang benar-benar mengkhawatirkan adalah bahwa militer Israel tidak memberikan peringatan sebelumnya kepada orang-orang di dalam.
Pusat-pusat evakuasi ini sebagian besar adalah sekolah, karena sekolah-sekolah tersebut merupakan satu-satunya tempat besar yang tersedia saat ini untuk sejumlah besar orang yang mengungsi.
Hal ini terjadi dengan cara yang tidak dapat diprediksi, menyebabkan banyak korban jiwa dan meningkatkan trauma penduduk yang telah mengungsi dalam beberapa kasus hingga lima, enam atau tujuh kali lipat di seluruh bagian utara Jalur Gaza.
Sementara militer Israel lagi-lagi mengklaim bahwa “sekolah-sekolah tersebut digunakan oleh Batalyon Al-Furqan Hamas sebagai tempat persembunyian bagi para terorisnya dan sebagai pusat komando yang digunakan untuk merencanakan dan melaksanakan serangan”.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News