Ilustrasi oleh Medcom.id.
Ilustrasi oleh Medcom.id.

Kapal di Kongo dengan 278 Penumpang Terbalik, 78 Diantaraya Tewas

Fajar Nugraha • 04 Oktober 2024 07:22
Goma: Setidaknya 78 orang tewas ketika sebuah kapal yang penuh sesak dengan 278 penumpang terbalik di Danau Kivu di Kongo timur pada Kamis 3 Oktober 2024.
 
Menurut Jean-Jacques Purusi, Gubernur Provinsi Kivu Selatan, jumlah korban tewas masih sementara dan jumlah korban bisa bertambah.
 
Menurut para saksi, kapal itu, yang kelebihan penumpang, tenggelam saat mencoba berlabuh hanya beberapa meter dari pelabuhan Kituku Kapal itu berlayar dari Minova di provinsi Kivu Selatan ke Goma, di provinsi Kivu Utara.

Sebelumnya pada hari itu, para saksi mengatakan mereka melihat petugas penyelamat menemukan sedikitnya 50 mayat dari air.
 
“Kapal itu, yang kelebihan penumpang, tenggelam saat mencoba berlabuh hanya beberapa meter dari pelabuhan Kituku,” saksi mengatakan.
 
Kapal itu berangkat dari Minova di provinsi Kivu Selatan menuju Goma, di provinsi Kivu Utara.
 
Para saksi mengatakan 10 orang selamat dan dibawa ke rumah sakit setempat. Pejabat setempat kemudian melaporkan bahwa sebanyak 50 orang berhasil diselamatkan. Upaya pencarian dan penyelamatan terus berlanjut.
 
Itu adalah kecelakaan kapal mematikan terbaru di negara Afrika tengah itu, yang sering kali disebabkan oleh kelebihan muatan di kapal. Peraturan maritim juga sering tidak dipatuhi.
 
Pejabat Kongo sering memperingatkan tentang kelebihan muatan dan berjanji akan menghukum mereka yang melanggar langkah-langkah keselamatan untuk transportasi air. Namun, di daerah terpencil tempat sebagian besar penumpang berasal, banyak yang tidak mampu membeli transportasi umum karena jalan yang tersedia terbatas.
 
Pada Juni, sebuah kapal yang kelebihan muatan tenggelam di dekat ibu kota Kinshasa dan 80 penumpang kehilangan nyawa. Pada bulan Januari, 22 orang tewas di Danau Maî-Ndombe dan pada bulan April 2023, enam orang tewas dan 64 orang hilang di Danau Kivu.
 
Para saksi tragedi hari Kamis mengatakan kapal itu tampak penuh sesak.
 
“Saya berada di pelabuhan Kituku ketika saya melihat kapal datang dari Minova, penuh penumpang,” kata Francine Munyi kepada AP, seperti dikutip dari PBS, Jumat 4 Oktober 2024.
 
“Kapal itu mulai kehilangan keseimbangan dan tenggelam ke dalam danau. Beberapa orang menceburkan diri ke dalam air,” imbuh Munyi.
 
“Banyak yang meninggal, dan sedikit yang selamat. Saya tidak dapat menolong mereka karena saya tidak bisa berenang,” ucap Munyi.
 
Keluarga korban dan penduduk Goma berkumpul di pelabuhan Kituku, menuduh pihak berwenang lalai dalam menghadapi meningkatnya ketidakamanan di wilayah tersebut.
 
Sejak pertempuran antara angkatan bersenjata dan pemberontak M23 membuat jalan antara kota Goma dan Minova tidak dapat dilalui, yang memaksa penutupan jalur bagi truk pengangkut makanan, banyak pedagang beralih ke transportasi laut di Danau Kivu. Ini adalah alternatif yang dianggap lebih aman daripada lalu lintas jalan raya, yang terancam oleh ketidakamanan.
 
Namun menurut Elia Asumani, seorang agen pengiriman yang bekerja di jalur ini, situasinya telah menjadi berbahaya.
 
“Kami takut. Kecelakaan kapal ini sudah bisa diduga,” sebut Asumani.
 
Bienfait Sematumba, 27 tahun, mengatakan ia kehilangan empat anggota keluarganya.
 
“Mereka semua sudah meninggal. Sekarang saya sendirian. Jika pihak berwenang mengakhiri perang, kecelakaan kapal ini tidak akan pernah terjadi,” kata Sematumba.
 
Para penyintas, sekitar 10 orang, dibawa ke rumah sakit Kyeshero untuk dirawat. Salah satu dari mereka, Neema Chimanga, mengatakan ia masih dalam keadaan syok.
 
“Kami melihat perahu mulai terisi air di tengah jalan. Pintu perahu terbuka, dan kami mencoba menutupnya. Namun, air sudah masuk, dan perahu pun miring,” Chimanga menambahkan.
 
“Saya menceburkan diri ke dalam air dan mulai berenang. Saya tidak tahu bagaimana saya bisa keluar dari air,” pungkasnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan