Dalam sebuah video yang dirilis Hamas di hari yang sama, seperti dikutip dari laman ABC News, para sandera terlihat terguncang namun dalam kondisi fisik yang baik.
Sebagian dari mereka terlihat melambaikan tangan sebagai gestur ucapan selamat tinggal kepada para pejuang Hamas. Seorang gadis terlihat menggunakan kruk saat didampingi pejuang Hamas ke arah ambulans.
Terlihat juga salah seorang pejuang Hamas yang menggendong sandera lanjut usia. Saat sudah berada di dalam ambulans, beberapa sandera kembali melambaikan tangan sembari tersenyum ke arah Hamas. Pemandangan ini bertolak belakang dengan beberapa laporan yang menyebutkan perlakuan buruk Israel terhadap tahanan Palestina.
Pembebasan dilakukan setelah Hamas sempat menunda pertukaran selama beberapa jam, seraya mengeklaim bahwa Israel telah melanggar ketentuan perjanjian gencatan senjata.
Tak lama setelah tengah malam, militer Israel mengatakan para sandera yang dibebaskan, termasuk empat warga Thailand, telah dipindahkan ke Israel. Mereka dibawa ke rumah sakit untuk diobservasi dan dipertemukan kembali dengan keluarga mereka.
Pada hari pertama gencatan senjata, Hamas membebaskan 24 dari sekitar 240 sandera yang disandera pada serangan 7 Oktober. Israel telah membebaskan 39 warga Palestina dari penjara. Mereka yang dibebaskan di Gaza adalah 13 warga Israel, 10 warga Thailand, dan satu warga Filipina.
Secara keseluruhan, Hamas akan membebaskan sedikitnya 50 sandera Israel, dan Israel 150 tahanan Palestina, selama gencatan senjata empat hari – semuanya perempuan dan anak di bawah umur.
Israel mengatakan gencatan senjata dapat diperpanjang satu hari ekstra untuk setiap tambahan 10 sandera yang dibebaskan – sesuatu yang diharapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan terjadi.
Baca juga: Sempat Tertunda, Israel Bebaskan Tambahan 39 Tahanan Palestina
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News