Citizen Lab menyebut program tersebut dibuat oleh perusahan QuaDream yang didirikan oleh mantan pejabat militer Israel dan veteran NSO Group, pencipta pegasus.
Citizen Lab telah mengidentifikasi lima orang yang menjadi sasaran spyware QuaDream di Amerika Utara, Asia Tengah, Asia Tenggara, Eropa dan Timur Tengah.
“Korbannya termasuk jurnalis, tokoh oposisi politik, dan pekerja LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat),” ungkap Citizen Lab, dikutip dari The Straits Times, Kamis, 13 April 2023.
Program mata-mata seperti Pegasus tersebut telah banyak digunakan oleh pemerintah dalam sebuah negara untuk mematai-matai lawan, media, dan aktivis. Program ini dapat ditempatkan di komputer dan ponsel.
Program tersebut dapat mengirim informasi terkait penggunaan komputer atau ponsel tanpa sepengetahuan pengguna.
Merespons hal tersebut, Gedung Putih mengatakan, Pegasus telah digunakan oleh negara untuk memfasilitasi represi dan memungkinkan pelanggaran hak asasi manusia.
Citizen Lab mengatakan Spyware QuaDream dapat merekam audio dari panggilan telepon, suara eksternal dari mikrofon perangkat, mengambil gambar dari kamera, dan mencari file di perangkat tanpa sepengetahuan pengguna.
Program tersebut juga dapat menghasilkan kode otentikasi dua faktor sendiri untuk memungkinkan akses terus menerus ke akun penyimpanan pengguna.
Citizen Lab mengidentifikasi 10 negara yang menerima data dari perangkat korban, termasuk Israel, Meksiko, Uni Emirat Arab, dan Bulgaria. QuaDrem telah memasarkan Spyware ke sejumlah negara yakni Arab Saudi, Meksiko, Ghana, Indonesia, dan Maroko. (Vania Augustine Dilia)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News