Rekomendasi polisi ini disampaikan kepada Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben-Gvir.
Namun, gagasan itu ditolak mentah-mentah oleh Ben-Gvir, yang mengatakan bahwa mencegah masuknya pemukim ke kompleks Masjid Al-Aqsa berarti "menyerah pada terorisme."
Mengutip dari laman Anadolu Agency, Ben-Gvir menegaskan agar kompleks Al-Aqsa tetap terbuka untuk pemukim Yahudi selama 10 hari terakhir Ramadan.
Ketegangan meningkat di seluruh wilayah Palestina setelah pasukan Israel menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur dan secara paksa memindahkan jamaah pada hari Selasa dan Rabu lalu.
Serangan Israel di Al-Aqsa memicu peluncuran roket dari Jalur Gaza dan Lebanon. Israel membalasnya dengan serangan udara dan artileri.
Sejak 2003, Israel telah mengizinkan pemukim memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa hampir setiap hari, kecuali Jumat dan Sabtu.
Baca juga: Parah! Ratusan Pemukim Israel 'Invasi' Halaman Masjid Al-Aqsa
Bagi umat Islam, Masjid Al-Aqsa merupakan situs tersuci ketiga. Sementara bagi Yahudi, kompleks itu disebut dengan Temple Mount, dengan mengatakan bahwa lokasi tersebut merupakan bekas berdirinya dua kuil Yahudi kuno.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel di tahun 1967. Israel kemudian menganeksasi seluruh kota di tahun 1980, dalam suatu langkah yang tidak pernah diakui komunitas internasional.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News