"Pembebasan Presiden dan Perdana Menteri Mali harus dilakukan segera," kata Guterres, dilansir dari BBC, Selasa, 25 Mei 2021.
Penuntutan pembebasan keduanya juga disampaikan Uni Afrika. Felix Tshisekedi, Presiden Republik Demokratik Kongo yang saat ini menjadi ketua Uni Afrika, menyerukan agar militer Mali segera membebaskan mereka tanpa syarat.
"Saya menyerukan kepada semua aktor dalam bidang transisi politik di Mali untuk menahan diri dan juga menghormati konstitusi yang berlaku," ujar Tshisekedi.
Penahanan terhadap ketiga tokoh dilakukan beberapa jam usai perombakan kabinet yang menghasilkan pemerintahan transisi. Peristiwa tersebut semakin menambah ketidakpastian politik di Mali usai terjadinya kudeta militer yang menggulingkan Presiden Ibrahim Boubacar Keita pada Agustus lalu.
Baca juga: Prajurit Mali Tahan Presiden dan PM usai Perombakan Kabinet
Kudeta kala itu juga berawal dari penahanan sejumlah tokoh penting, termasuk presiden dan perdana menteri.
Ndaw dan Ouane telah diberi mandat untuk menjalani pemerintahan transisi selama 18 bulan usai kudeta. Namun sejumlah politisi Mali khawatir mengenai kemungkinan masuknya tokoh militer di beberapa posisi kunci pemerintahan.
Seperti Uni Afrika, Misi PBB di Mali (MINUSMA) juga menyerukan pembebasan sesegera mungkin tanpa syarat apapun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News