"Dengan persediaan bantuan kesehatan yang cukup untuk menjangkau hampir 250.000 orang, pengiriman tersebut mencerminkan respons darurat yang semakin intensif terhadap banjir yang belum pernah terjadi sebelumnya di Libya timur pasca Badai Daniel," kata WHO dalam sebuah pernyataan resmi pada hari Sabtu.
"Bantuan meliputi obat-obatan esensial, perlengkapan trauma dan bedah darurat, serta peralatan medis. Ada juga kantong jenazah untuk penguburan korban secara aman dan bermartabat," sambungnya, dilansir dari laman azernews.az, Minggu, 17 September 2023.
Setidaknya 6.000 orang tewas dan ribuan lainnya masih dinyatakan hilang menyusul banjir mematikan di Libya yang dipicu terjangan badai Mediterania Daniel.
Derna menjadi kota yang terkena dampak terparah dari banjir mematikan di Libya, di mana dua bendungan di sana jebol.
Bantuan Kemanusiaan
Menurut WHO, lebih dari 9.000 orang masih hilang, sementara 3.958 jenazah telah ditemukan dan diidentifikasi pascabencana banjir. Angka kematian diyakini akan melonjak signifikan seiring berlanjutnya pencarian korban."Ini adalah bencana yang sangat besar," kata Dr Ahmed Zouiten, Perwakilan WHO di Libya.
"Kami berduka atas hilangnya ribuan nyawa. Duka kami tertuju kepada keluarga-keluarga yang kehilangan orang-orang terkasih, serta seluruh komunitas yang terkena dampak."
"Selain itu, kami juga berkomitmen memberikan dukungan yang diperlukan untuk memulihkan layanan kesehatan bagi penduduk yang terkena dampak di Libya timur," tambah Ahmed.
Jumat lalu, Pemerintah Libya yang berbasis di Tripoli mengatakan bahwa 38 pesawat yang membawa bantuan kemanusiaan untuk korban banjir telah tiba di negara tersebut.
Baca juga: Tim Penyelamat Malta Temukan Ratusan Mayat Korban Banjir di Pantai Libya
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News